TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan adanya pengembang yang mulai mempromosikan hunian di sekitar Kalimantan Timur dipicu pengumuman lokasi ibu kota baru oleh Presiden Joko Widodo Senin lalu. "Iya, itu kan memanfaatkan momen," ujar Totok melalui sambungan telepon, kemarin.
Totok mengatakan pemindahan ibu kota ke Kalimantan itu memang bisa menggairahkan kembali dunia properti di sana. Ia mengatakan analisis pasar sudah memprediksikan akan ada peningkatan di kawasan calon ibu kota anyar itu. Meski, saat ini pelaku pasar properti sejatinya masih menunggu alias wait and see atas langkah lanjutan pemerintah.
Belakangan, Tempo memantau telah ada pengembang yang mempromosikan hunian di dekat ibu kota baru. lewat media massa. Misalnya saja Agung Podomoro Land yang mempromosikan hunian Borneo Bay City. Mereka menawarkan investasi mulai dari Rp 700 juta.
Totok mengatakan harga tanah di sekitar lokasi rencana Ibu Kota Baru memang sudah mulai meningkat. Apalagi, lokasi itu juga sudah ditunjang oleh bandar udara, misalnya dari Samarinda. "Kami mengikuti pemerintah, tapi analisa market sih pasti meningkat."
Walau, Totok memprediksi pemindahan Ibu Kota itu tidak bakal terealisasi secepat yang diperkirakan orang-orang. Pemindahan itu diprediksi memakan waktu hingga sepuluh tahun hingga ke tahap sempurna. Seiring dengan itu pasar kemungkinan akan mengerek harga properti di sekitar naik secara bertahap.
Totok berujar sejauh ini belum banyak pengembang yang memiliki lahan persis di sekitar lokasi pemindahan Ibu Kota baru. Sebab, lahan itu masih didominasi perkebunan dan tambang batubara. Yang pasti, ia mengatakan rencana tersebut sudah membangun kembali gairah pelaku pasar.
"Mereka kan pasti melihat dulu karena ini masih rencana. Kalau meningkat 10 persen ada lah harganya. Tapi totalnya berapa kami masih melihat perkembangan," kata Totok.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa ibu kota negara Republik Indonesia akan dipindahkan dari Jakarta ke sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara karena sudah punya infrastruktur yang relatif lengkap dan pemerintah punya lahan seluas 180 ribu hektare," katanya. Selain itu, menurut Presiden, pemerintah memilih kedua daerah itu sebagai lokasi ibu kota yang baru karena risiko bencana minim.