TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemindahan ibu kota diproyeksi menumbuhkan kinerja berbagai sektor ekonomi di kawasan Kalimantan Timur. Deputi Pengembangan Regional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rudy Soeprihadi Prawiradinata, mengatakan sektor jasa akan menjadi tumpuan utama di pusat pemerintahan baru.
"Kami sudah petakan dari semua sektor pembentuk produk domestik regional bruto (PDRB), services atau bidang jasa akan bergerak signifikan," ucapnya kepada Tempo, Selasa 27 Agustus 2019.
Merujuk kajian Bappenas, kata dia, sektor jasa yang dominan mencakup pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, dan jasa umum. Jenis layanan lainnya diperkirakan baru bertumbuh setelah rampungnya struktur utama ibu kota baru. "Setelah proses konstruksi besar, mulai ada supply demand. Tentu semua sektor tumbuh juga," ujarnya.
Senin lalu, Presiden Joko Widodo memutuskan pemindahan ibu kota ke Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya ke lokasi yang beririsan antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Selain karena risiko bencana minim, wilayah tersebut dianggap strategis dengan dengan kota berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Rudy memastikan lembaganya sudah meneliti pemekaran dampak ekonomi dari lokasi ibu kota baru. "Ada asumsi dan variabel. Kita tentukan wilayah yang paling membawa dampak pertumbuhan ke sekitarnya dan untuk nasional," tutur Rudy.
Dalam kajian, pergeseran ibu kota mampu memicu pertumbuhan perekonomian hingga 0,1- 0,2 persen, salah satunya karena dorongan investasi baru.