TEMPO.CO, Bogor - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatauddin Al Mustafa Billah Shah salah satunya membicarakan tentang pengembangan kerja sama antara Pertamina dan Petronas. Kedua pemimpin negara ini ingin dua perusahaan tersebut bersatu menggarap proyek-proyek di luar Indonesia dan Malaysia.
"Jadi, kalau ada kesempatan untuk proyek di luar atau negara lain, mereka sudah punya kolaborasi untuk mengerjakan bersama," katanya usai mengikuti pertemuan antara Jokowi dan Abdullah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 27 Agustus 2019.
Retno menyampaikan petinggi Pertamina dan Petronas sudah beberapa kali bertemu. Namun pemerintah menyarankan agar dua perusahaan kembali duduk bersama guna membahas proyek-proyek yang mungkin dikerjakan secara kolaborasi.
Menurut Retno, hubungan antara Pertamina dan Petronas berjalan baik. Nilai perdagangan di antara kedua perusahaan ini dianggap cukup besar. "Misalnya semester II tahun ini, nilainya US$ 133 juta. Sementara, jual beli akan dilanjutkan untuk tahun 2020 dengan nilai lebih banyak," tuturnya.
Retno menuturkan pemerintah Indonesia ingin kerja sama antara Pertamina dan Petronas lebih dari sekadar jual beli di antara keduanya. "Harus ada kerja sama yang sifatnya lebih strategis. Nah, yang strategis itu, yang kami bahas adalah bagaimana keduanya berkolaborasi untuk menggarap proyek-proyek pihak ketiga," ucapanya.
Ia mengklaim sudah ada negara-negara yang menjadi target tempat Pertamina dan Petronas bisa mengerjakan proyek bersama. Namun ia enggan membocorkannya lantaran menjadi kewenangan dua perusahaan tersebut.
"Itu kewenangan Pertamina dan Petronas. Ada hitung-hitungan yang perlu waktu. Sekarang kami sudah tahu usulan seperti apa, saya akan bicara kepada Menteri BUMN kemudian bicara kepada Pertamina untuk tindak lanjut. Sebuah ide besar, bagus sekali untuk menggarap proyek di luar," kata dia.
AHMAD FAIZ