TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (Aptehindo) Nugroho B Koesnohadi memperkirakan tren harga teh pada tahun ini bakal anjlok. Pasalnya, suplai teh secara global melonjak tapi tak diiringi oleh kenaikan permintaan di pasar.
“Teh itu secara global memang sedang oversupply untuk produksi,” kata Nugroho, Ahad, 25 Agustus 2019. Untuk teh hitam, harga mencapai US$ 1,55 per kilogram, sedangkan teh hijau sedikit lebih tinggi yaitu senilai US$ 2 per kilogram.
Berbeda dengan Aptehindo, Dewan Teh Indonesia menyebut harga teh pada tahun ini sedikit meningkat. “Harga teh pada 2019 ini sedikit naik,” kata Suharyo selaku ketua Dewan Teh Indonesia.
Meski begitu, Suharyo tidak menyebutkan berapa kenaikan harga teh tersebut. Ia memperkirakan serapan teh dalam negeri hingga akhir 2019 bisa meningkat 2-3 persen ketimbang realisasi pada 2018 yang mencapai 50 persen dari total produksi yaitu sebesar 140 ribu ton.
Salah satu produsen teh di dalam negeri PT Perkebunan Nusantara XII sebelumnya mencatatkan kenaikan produksi teh hingga Maret lalu cukup signifikan dibandingkan tahun 2018. Produksi teh mencapai 1.800 ton atau meningkat 40 persen bila dibandingkan realisasi produksi 2018. Hal itu ditandai dengan realisasi produksi teh yang mencapai 114 persen dari target pada Maret.
“Teh yang ditanam di kebun-kebun PTPN XII kualitas premium sehingga harganya juga premium, yakni mencapai Rp 28.000 per kilogram, di atas harga rerata teh nasional,” kata Direktur Operasional PTPN XII Anis Febriantomo, pertengahan April lalu.
BISNIS