TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau LP3E Kadin, Didik J. Rachbini, mendukung rencana pemerintahan Jokowi untuk memindahkan urusan ekspor dan diplomasi dagang ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Kedua urusan tersebut selama ini berada di bawah Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Dengan demikian, Ditjen Perdagangan Luar Negeri dikabarkan akan pindah dari Kemendag ke Kemenlu. “Ini adalah salah satu usaha dari pemerintah, dan ini ide yang bagus,” kata Didik dalam diskusi di ITS Tower, Jakarta Selatan, Minggu, 25 Agustus 2019.
Didik melihat kinerja ekspor Indonesia selama beberapa tahun terakhir belum maksimal di bawah Kementerian Perdagangan. Selain itu, diplomasi dagang yang selama ini dilakukan Kemendag hanyalah diplomasi tingkat rendah, tidak bermutu, dan sering kalah. “Sudah sering kebobolan, tak pernah mau belajar lagi, ini seperti anak-anak yang ujian lima kali, tapi enggak lulus-lulus,” kata dia.
Meski demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia dalam empat tahun terakhir terus meningkat. Pada 2015, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 150 miliar pada 2015. Lalu pada 2016 sempat turun menjadi US$ 144,4 miliar. Hingga kemudian naik di dua tahun berikutnya, yaitu US$ 168,8 miliar pada 2017 dan US$ 180 miliar pada 2018.
Namun, pangsa ekspor Indonesia tak pernah berubah dalam empat tahun ini, sekalipun misi dagang telah dilakukan agar terjadi diversifikasi negara tujuan. Tahun 2015,