TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta operator angkutan umum mulai mengkaji penggunaan armada berbahan dasar listrik. Upaya ini sejalan dengan langkah pemerintah mengurangi emisi gas buang yang disinyalir membuat udara Ibu Kota tercemar.
Pada tahap pertama, Budi Karya mengatakan kementeriannya bakal mendorong PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta untuk mengoperasikan bus nol emisi.“Kami dorong sebentar lagi Transjakarta (menggunakan bus listrik),” ujar Budi Karya di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Agustus 2018.
Budi Karya mengatakan Transjakarta telah berencana mengoperasikan bus listrik. Namun, ia belum menggamblangkan waktunya bus listrik tersebut beroperasi.
Selain bus, Budi Karya mendorong taksi dan angkutan sejenisnya dioperasikan oleh armada ramah lingkungan. Saat ini, taksi Blue Bird telah lebih dulu menjajal angkutan dengan mobil listrik. Pada tahap mula, Blur Bird mendatangkan 30 armada dengan unit BYD e6 A/T dan Tesla Model X 75D A/T yang beroperasi di area Jabodetabek.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo (kanan) dan Director of Airport Services & Facility PT Angkasa Pura II (kedua kanan) menyapa penumpang taksi listrik usai peresmian di Terminal 3 Bandara Soekarno, Hatta, Tangerang, Banten, Rabu, 29 Mei 2019. Rencananya, Bluebird dapat mengoperasikan sebanyak 200 mobil listrik hingga 2020 mendatang. ANTARA/Muhammad Iqbal
Upaya pemerintah mendorong pertumbuhan angkutan berbahan bakar listrik mencuat setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi meneken Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Beleid itu mengatur percepatan pengoperasian kendaraan bertenaga listrik.
Budi Karya mengatakan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah terkait izin kendaraan nol emisi ini. Ia mengatakan saat ini stasiun pengisian listrik umum atau SPLU masih minim.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor atau Gaikindo Johannes Nangoi mengatakan pemerintah mesti menimbang sejumlah risiko setelah mobil listrik mengaspal. Ia berpendapat, ancaman utama dari beroperasinya mobil tersebut adalah menumpuknya sampah baterai.
Tak hanya itu, ia memperkirakan
mobil listrik tidak efektif untuk mobilisasi jarak jauh sehingga tak terlampau cocok untuk kendaraan antar-kota. “Jarak tempuh mobil listrik terbatas 300-350 kilometer,” ucapnya.