Hingga saat ini produksi pesawat CN-235 sudah menembus 284 unit yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia atau pun CASA . Pengguna pesawat tersebut tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga sejumlah negara di dunia diantaranya Amerika Latin, Turki , Korea, serta Malaysia. “Di dalam negeri digunakan untuk Angkatan Laut dan Udara, terutama juga untuk maritim patrol, maritim surveilance yang dilengkapi pengintai dan untuk melihat kondisi,” kata Elfien.
Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia, M Ridlo Akbar mengatakan, CN-235 akan terus dikembangkan agar pesawat tersebut tetap kompetitif di kelasnya. “Karena CN-235 itu sekarang sudah dipakai untuk surveilance mission, patrol mission, dan CN-235 juga sudah ada opsi untuk menghindari serangan dengan dilengkapi flare seperti pesawat tempur. Next yang mau kita lakukan adalah pengembangan untuk weopanise, diberi senjata, gunship,” kata dia, Jumat, 23 Agustus 2019.
Ridlo optimis ada peluang pasar bagi CN-235 dengan senjata. “Ambil contoh yang pernah menawarkan ke kami itu Royal Thai Navi dari Thailand, salah satu requierment-nya ada weaponise, tapi belum kita masukkan sekarang,” kata dia.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Gita Amperiawan mengatakan, pengembangan CN-235 dengan senjata itu akan bekerjasama dengan TNI Angkatan Udara. Rencananya pesawat FTB itu akan dipasangi senjata kaliber 30 milimeter. “Pesawat ini akan dilengkapi dengan mounting gun,” kata dia, Jumat, 23 Agustus 2019.
AHMAD FIKRI