TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah mempertimbangkan Pelabuhan Tenau di Nusa Tenggara Timur (NTT) dikembangkan sebagai pelabuhan internasional sekaligus hub di kawasan timur.
"Mungkin untuk hub di sebelah timur, kalau kajiannya selesai akan berbeda," katanya saat meninjau Pelabuhan Peti Kemas, Tenau, Nusa Tenggara Timur, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 21 Agustus 2019.
Mengutip siaran pers Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Tenau Kupang dibangun pada 1964 dengan panjang Dermaga 23 meter. Kegiatan pelabuhan ini dikelola oleh Pelindo III bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang.
Presiden pun menyinggung soal operasional kapal ternak yang biasa membawa ternak sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Jakarta. Kepala Negara mengatakan dari 6 trayek kapal ternak, sebanyak 5 di antaranya berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Setiap tahunnya, lanjut Presiden, sekitar 70 ribu sapi dikirim dari NTT ke Pulau Jawa, terutama ke Jakarta dan sekitarnya. “Kapal ini dulu disubsidi. Dulunya Rp 700 ribu, sekarang tinggal Rp 200 ribu. Seperti itu yang kita kehendaki. Awal-awal pasti kosong, subsidi, lama-lama kurang, sekarang penuh terus,” katanya.
Selain itu, terkait dengan pengembangan pelabuhan, Kepala Negara mengatakan bahwa kapasitas Pelabuhan Tenau masih dapat dioptimalkan dengan lebih baik.
Dari kapasitas terminal dermaga peti kemas sebesar 240.000 TEUs per tahun, aktivitas bongkar muat yang tercatat pada tahun 2018 baru mencapai 110.000 TEUs per tahun.
Pemerintah juga mengupayakan agar ke depannya, selain kapal ternak, Pelabuhan Tenau juga dipadati dengan hilir mudik kapal-kapal yang membawa muatan ke daerah lainnya. Upaya tersebut misalnya dihubungkan dengan upaya peningkatan produksi garam di NTT yang nantinya dapat dikirimkan ke daerah lain.
“Kalau garam itu tahun depan sudah mulai produksi, isi [muatan] ke Jawanya garam. Isi nanti mungkin sapinya dipotong di sini, sehingga kirimnya daging beku. Ke depan kira-kira seperti itu,” kata Jokowi.
BISNIS