TEMPO.CO, Badung, Bali - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak Afrika bersatu agar bisa bertahan menghadapi gejolak arus global.
"Hanya ada satu kunci agar kita mampu bertahan menghadapi gejolak arus global, yaitu persatuan. Indonesia Afrika adalah kekuatan besar jika kita bersatu," kata Jokowi dalam Indonesia Africa Infrastructure Dialogue di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa, 20 Agustus 2019.
Dia mengatakan bahwa tantangan saat ini yang dihadapi setiap negara sangat berat, seperti disrupsi, revolusi industri 4.0, gejolak ekonomi global yang tidak menentu, krisis ekonomi melanda beberapa negara yang sedang tumbuh, perang dagang yang terus memanas dan menimbulkan ketidakpastian.
Dia juga prihatin melihat konflik terjadi di mana-mana, semakin lebarnya kesenjangan pembangunan antarnegara, pencapaian target Sustainable Development Goals yang lamban dan penuh tantangan.
"Kondisi ini tidak boleh terus berlanjut dan apalagi menjadi normal baru. Kondisi ini tidak boleh menjadi the new normal," ucapnya.
Baca Juga:
Menurut dia, Indonesia dan Afrika dapat mewujudkan mimpi-mimpi kemajuan dan melompat lebih tinggi jika bersatu. Indonesia dan Afrika harus sepakat memperkuat solidaritas untuk ikut memperbaiki keadaan kawasan dan dunia. "Kita harus kerja keras untuk mengubah ketidakpastian menjadi kepastian. Perang dagang harus dilawan dengan mengedepankan keterbukaan dan integrasi ekonomi," katanya.
Indonesia dan Afrika, kata dia, sudah saatnya menuangkan komitmen tersebut dalam langkah-langkah yang nyata, cepat, dan taktis demi mewujudkan masyarakat Afrika yang makmur, sejahtera, dan bersatu. Dia mengajak untuk membangun negeri bersama dan memperkuat infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas antara Indonesia dan Afrika.
Lewat infrastruktur, Jokowi mengatakan dapat meningkatkan arus perdagangan antara Indonesia dan Afrika, sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian yang mampu memberikan kesejahteraan bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di Afrika.
FRISKI RIANA