TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim menanggapi rencana pemerintah mengadakan Kartu Prakerja dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) hingga ke jenjang Perguruan Tinggi pada masa pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi selanjutnya.
Emil beranggapan program ini menjadi salah satu cara mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). "Makanya apa yang dilakukan pemerintah (Kartu Prakerja dan KIP kuliah) itu lebih baik jalan saja, kalau bisa anggarannya 10 kali lipat lebih besar," ujar Emil, saat ditemui di Jakarta Design Center, Jakarta Barat, Senin 19 Agustus 2019.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan para pemegang Kartu Pra Kerja rencananya mendapat insentif selepas masa training. Namun, ia menerangkan bahwa untuk memastikan sumber daya manusia yang belum memiliki keahlian untuk bisa mendapat pelatihan hingga mendapat sertifikasi kompetensi.
Emil mengatakan, Indonesia, saat ini mau memasuki bonus demografi, di mana kelompok usia produktif, yaitu 15 hingga 64 tahun akan menjadi komponen utama yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa. Ia memprediksi, pada 2030 mendatang, penduduk usia produktif akan mencapai 68,1 persen dari total populasi Indonesia.
"Karena generasi muda ini akan menggembung, jadi berikan mereka kesempatan yang luas untuk mengembangkan dirinya," ungkapnya.
Jika pemerintah fokus mengembangkan SDM, dia memperkirakan dalam waktu lima sampai tahun ke depan, bisa membuat pertumbuhan Indonesia meroket ke angka 7 persen. "Jadi jangan terlalu memperhatikan pembangunan fisik (insfrastruktur) tetapi bangun human resources," kata Emil Salim.
EKO WAHYUDI l CAESAR AKBAR