TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan perseroan memiliki perseroan target penjualan kereta Rp 3,75 triliun di tahun ini. Per Agustus, kata dia, INKA sudah memperoleh Rp 2,42 triliun.
"Penjualan kami 86 persen sampai saat ini," kata Budi dalam acara Ngopi BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.
Dia mengatakan realisasi hingga Juni realisaai sekitar Rp 1,12 triliun. Capaian tersebut lebih rendah dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 periode serupa tahun ini yang ditarget Rp 1,29 triliun.
Sedangkan, dalam RKAP target pesanan kereta yang masuk untuk tahun ini senilai Rp 7,21 triliun. Dari rencana capaian pesanan masuk tersebut, pada semester pertama terealisasi sebesar Rp 132,15 miliar atau lebih rendah dari periode serupa yang Rp 831,22 miliar.
Budi juga mengatakan laba setelah pajak perseroan yang dibukukan pada semester I ini sekitar Rp 16,83 miliar atau lebih tinggi dari RKAP yang sebesar Rp 9,18 miliar. Dalam RKAP keseluruhan 2019 dicanangkan mencapai Rp 103,963 miliar.
Adapun, total aset Inka diperkirakan mencapai Rp 6,58 triliun. Sedangkan saldo kas serta bank sekitar Rp 969,73 miliar.
Budi juga mengatakan sudah ada beberapa pesanan kereta yang masuk kepada perseroan. Baik itu dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Salah satunya adalah dari negara tetangga seperti Filipina yang memesan diesel multiple unit atau DMU mencapai Rp 1 triliun.
Sedangkan saat ini, INKA mulai mengirimkan 50 kereta tipe Meter Gauge atau MG pesanan Bangladesh Railway melalui Chittagong Port, Bangladesh pada Januari 2019. Selanjutnya, pengiriman 200 kereta tipe Broad Gauge atau BG dikirimkan secara bertahap sejak Juli 2019.
Secara keseluruhan, INKA sudah memproduksi 250 kereta untuk Bangladesh Railway dengan rincian, yakni 50 kereta tipe BG dan 200 kereta tipe MG. Pengadaan 250 kereta penumpang tersebut merupakan hasil tender yang dimenangkan perseroan pada 2017 dengan nilai kontrak sebesar US$ 100,89 juta.