TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA) Budi Noviantoro menyatakan PT INKA menargetkan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur, rampung pada 2020. Budi mengungkapkan ada beberapa alasan di balik keputusan membangun pabrik baru di Banyuwangi.
"Kenapa dibangun di sana (Banyuwangi)? Karena dekat pelabuhan. Kalau di Madiun itu kalau saya ke Bangladesh, itu dari Madiun dibawa ke Tanjung Perak. Dulu sebelum jalan tol ada, dua hari sampai tiga hari. Sekarang 8 jam, tapi masih masalah," ujar Budi dalam acara "Ngopi BUMN" di Gedung Kementerian BUMN di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.
Selain itu, faktor lain yang mendorong pembangunan pabrik baru adalah kapasitas. Menurut Budi, saat ini pabrik INKA di Madiun hanya bisa memproduksi 1,5 kereta per harinya, sementara pabrik baru di Banyuwangi sendiri ditargetkan dapat memproduksi 3-4 kereta per hari.
Budi juga mengungkapkan pabrik INKA di Madiun saat ini mengalami kelebihan kapasitas. Menurutnya, apabila kereta proyek Light Rail Transport (LRT) yang sedang dibuat di Madiun tidak segera dikirim, maka pabrik Madiun tidak dapat memproduksi kereta lagi karena sudah penuh. Karena itu, pabrik di Banyuwangi diperlukan oleh INKA.
Selain itu, pabrik baru ini menurut Budi akan difokuskan untuk ekspor, serta akan digunakan untuk membangun kereta listrik karena pabrik INKA di Banyuwangi menggunakan teknologi baru.
Pabrik baru INKA dibangun di tanah seluas 80 hektare di Desa Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur yang mulanya dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Investasi pabrik kereta ini sendiri senilai Rp 1.6 triliun.
Saat ini selain memproduksi kereta dalam negeri INKA juga telah mengekspor kereta ke sejumlah negara di dunia seperti Bangladesh, Filipina, dan Sri Lanka. Selain itu, PT INKA sedang melakukan ekspansi ke negara-negara di benua Afrika dan wilayah Asia Tenggara dan Selatan.
KODRAT | RISANDA ADHI PRATAMA