TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum era Presiden Soeharto, Suyono Sosrodarsono, meninggal dunia pada hari Sabtu sore, 17 Agustus 2019, di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta. Ia wafat dalam usia 93 tahun.
Suyono lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 3 Maret 1926 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Tinggi di Malang pada 1947. Pada masa tersebut, dia juga tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).
Setelah menyelesaikan pendidikan teknik sipil di Bandung pada 1955, Suyono bergabung di Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dan ditempatkan di Jawatan Perumahan Rakyat.
Pada masa itu, Pemerintah Indonesia giat membangun proyek-proyek besar yang hingga kini masih menjadi ikon kebanggaan bangsa seperti Gelora Bung Karno, Jembatan Semanggi, Gedung Conefo (sekarang gedung DPR-MPR), Masjid Istiqlal, dan Monas.
Suyono sebelumnya memegang sejumlah jabatan di antaranya Proyek Irigasi di Sumatera Selatan (1959-1963), Kepala Direktorat Tata Bangunan Departemen PU (1963-1964), Pemimpin Komando Proyek Penanganan Banjir Jakarta (1964-1966), dan menjabat Direktur Jenderal Pengairan terlama (1966-1982).
Pada masa jabatannya sebagai Dirjen Pengairan, bendungan yang dibangun di antaranya Bendungan Gajah Mungkur, Selorejo, dan Karangkates. Kemudian diangkat sebagai Menteri PU Kabinet Pembangunan IV (1983–1988) pada era Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.
Dalam rentang panjang perjalanan kariernya, Suyono sempat terlibat selama 11 tahun dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno dan 22 tahun ketika masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Suyono juga merupakan teladan bagi para insinyur muda Indonesia karena dalam melaksanakan tugasnya, dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, sederhana, dan lebih suka terjun ke lapangan.
Almarhum pernah mengatakan “Saya melakukan observasi di lapangan dan tidur dekat proyek. Di lapangan lah para insinyur akan melihat dan terlibat dalam penanganan masalah, melaksanakan praktik ilmunya yang ada kalanya tidak sama dengan apa yang kita pelajari dalam text book. Saya juga bekerja sambil belajar, melaksanakan perbaikan jalan. Belakangan saya semakin memahami seorang insinyur baru dapat bekerja secara mantap jika pernah bekerja di lapangan.”
Suyono juga mengambil prakarsa bersama Prof. Ir. Suryono -- pada waktu itu Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya -- mendirikan Jurusan Teknik Pengairan untuk mendapatkan tenaga ahli khusus dalam teknik pengairan. Teknik ini penting dalam rangka mencapai swa sembada beras di Indonesia. Dalam bidang keilmuan, beliau juga terlibat sebagai penyunting beberapa buku teknik utamanya di bidang hidrologi.
Jenazah Suyono akan disemayamkan di rumah duka Jl. Hang Tuah VII/77 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pemakaman almarhum akan dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Agustus 2019 di Taman Makam Pahlawan Kalibata sebelum salat Ashar.
BISNIS