TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut jumlah penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah pada 2020 akan mencapai 818 ribu mahasiswa. Jumlah ini naik hampir dua kali lipat dari jumlah penerima beasiswa Bidik Misi pada 2019 yang 463.600 mahasiswa.
"Capaian dan target pembangunan pendidikan diperkuat untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019. Adapun sasaran 818 ribu penerima KIP Kuliah itu mencakup 398 ribu mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi sebelumnya dan 420 ribu mahasiswa baru.
Kenaikan jumlah penerima salah satu kartu sakti Presiden Jokowi itu juga berdampak kepada naiknya anggaran yang mesti digelontorkan pemerintah. Adapun program KIP Kuliah direncanakan mendapat anggaran Rp 7,5 triliun atau naik 53 persen dari program Bidik Misi tahun 2019, yang mendapat dana Rp 4,9 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, para pemegang KIP Kuliah akan mendapat sejumlah dana bantuan pendidikan. Bantuan itu meliputi biaya hidup sebesar Rp 4,2 juta per mahasiswa per semester dan biaya pendidikan Rp 2,4 juta per mahasiswa per semester.
Adapun KIP Kuliah itu ditujukan untuk memberi kesempatan yang lebih luas bagi lulusan Sekolah Menengah Atas yang tidak mampu untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Dengan demikian, mereka diharapkan bisa langsung bekerja.
"Jurusan yang diutamakan adalah vokasi, politeknik, serta sarjana pada program studi sains dan teknologi," tutur Sri Mulyani. Sementara, kriteria penerima kartu sakti tersebut antara lain adalah lulusan pemegang KIP, diterima di perguruan tinggi nasional atau swasta dengan program studi berakreditasi A atau B. Pemegang KIP Kuliah juga harus dari keluarga tidak mampu dan penerima Program Keluarga Harapan.
CAESAR AKBAR