TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan tarif Rp 0 alias menggratiskan tiket kereta pada tanggal 17 Agustus 2019 untuk sejumlah rute. “Promo ini merupakan bentuk partisipasi KAI untuk menyemarakkan hari lahirnya kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 15 Agustus 2019.
Tiket gratis itu akan diberlakukan pada sejumlah kereta komuter serta kereta perintis selama sehari penuh besok dalam rangka memperingati HUT RI ke-74. “Kami harap masyarakat dapat memanfaatkan semaksimal mungkin promo Rp 0 ini dan menjadikan kereta api sebagai moda transportasi andalan bagi masyarakat,” kata Edi.
Walau gratis, bukan berarti menaiki kereta tersebut tanpa tiket. Penumpang tetap wajib mengantungi tiket kereta yang diberlakukan gratis tersebut. Tiket bisa diperoleh di loket tiket kereta di stasiun keberangkatan, maksimal 3 jam sebelum jadwal keberangkatannya. Kuota tiket gratis, disesuaikan dengan toleransi kapasitas maksimum kereta.
Sementara bagi penumpang yang sudah kadung membeli tiket kereta, bisa mengambil kembali uang pembeliannya di stasiun kedatangan maksimal 3 hari kemudian. Syarat pengembalian uang pembelian tiket itu cukup dengan menunjukkan tiket kereta ke petugas di stasiun.
Di seluruh Indonesia, PT KAI memberlakukan tiket gratis tersebut untuk 6 kereta perintis, dan 22 kereta lokal. Di wilayah Daerah Operasi II Bandung misalnya, kereta gratis pada tanggal 17 Agustus nanti adalah Kereta Api (KA) Cibatuan, KA Bandung Raya, KA Siliwngai, KA Cilamaya, serta KA Walahar Ekspres.
Berikut daftar kereta gratis yang diberlakukan PT KAI di seluruh wilayah operasinya.
Jenis KA Perintis
1) Batara Kresna (Purwosari-Wonogiri)
2) Kertalaya (Kertapati-Indralaya)
3) Lembah Anai (Lubuk Alung-Kayu Tanam)
4) Cut Meutia (Krueng Geukeuh-Bungkah -Krueng Mane)
5) Minangkabau Ekspres (Bandara Internasional Minangkabau-Padang)
6) LRT Sumsel
Jenis KA Lokal PSO
1) Cibatuan (Purwakarta-Cibatu)
2) Bandung Raya Ekonomi
3) Sibinuang (Pariaman-Padang-Naras)
4) Srilelawangsa (Binjai-Medan)
5) Kedung Sepur (Ngrombo-Semarang Poncol)
6) Prameks (Yogyakarta-Kutoarjo-Solobalapan)
7) KRD Ekonomi Surabaya (Sidotopo-Porong, Surabayakota-Porong, Surabaya Pasarturi-Lamongan)
8) Jenggala (Mojokerto-Sidoarjo)
9) Jatiluhur (Cikampek-Tanjung Priok)
10) Kalijaga (Solobalapan-Semarang Poncol)
11) Dhoho (Blitar-Kertosono-Surabayakota)
12) Penataran (Surabayakota-Malang-Blitar, Blitar-Surabaya Gubeng)
13) Tumapel (Malang-Surabayakota, Subabaya Gubeng-Malang)
14) Pandanwangi (Jember-Banyuwangi)
15) Siliwangi (Ciranjang-Cianjur-Sukabumi)
16) Patas Merak/Merak Jaya (Merak-Rangkasbitung)
17) Seminung (Kota Bumi-Tanjung Karang)
18) Way Umpu (Kota Bumi-Tanjung Karang)
19) Siantar Ekspres (Siantar-Medan)
20) Cilamaya/Cepat Purwakarta (Purwakarta-Tanjung Priok)
21) Walahar Ekspres/Ekonomi Lokal (Tanjung Priok-Purwakarta)
22) Ekonomi Lokal (Kereta dengan rute Sidoarjo-Surabaya Pasarturi- Bojonegoro, Surabaya Pasarturi-Bojonegoro, Surabaya Pasarturi-Sidoarjo, Kertosono-Surabayakota)