TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti SMERU Institute Widjajanti Isdijoso mengungkapkan penggunaan internet di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara Asia Pasifik lainnya. Secara keseluruhan, koneksi internet di Indonesia juga masih belum merata.
"Kalau kita lihat di antara negara-negara Asia Pasifik, Indonesia masih relatif tertinggal dan pertumbuhan kita dari pengguna internet baru tumbuh dengan cepat setelah 2010, dan khususnya setelah 2014," ujar Widjajanti, dalam sebuah seminar yang diadakan di Hotel Le Meridien, Jakarta, 15 Agustus 2019.
Meskipun pengguna internet telah meningkat, berdasarkan data yang dikutip Widjajanti, baru 40 persen dari populasi Indonesia atau sekitar 100 juta orang memiliki akses pada internet. Sebagai perbandingan, 60 persen populasi Filipina dapat mengakses internet. Populasi yang dapat mengakses internet juga masih terpusat di perkotaan dan provinsi-provinsi yang lebih kaya seperti DKI Jakarta.
Selain itu, Widjajanti juga melihat bahwa penggunaan internet juga masih belum merata. Pengguna internet masih didominasi oleh masyarakat berpendidikan tinggi, di mana hampir 100 persen masyarakat berpendidikan tinggi telah mendapatkan akses internet. Sebaliknya, justru masih sedikit masyarakat lulusan sekolah dasar yang mendapatkan akses internet, sementara jumlah mereka sangat banyak di Indonesia.
Masalah lain yang muncul dari tidak meratanya penggunaan internet di Indonesia adalah proporsi pekerja di bidang dominan yang menggunakan internet masih rendah. Widjajanti mengungkapkan hanya dua persen pekerja di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menggunakan akses internet, meskipun bidang tersebut adalah bidang kerja dominan. Sebagai perbandingan, 75 persen pekerja informasi dan komunikasi menggunakan akses internet.
Namun terlepas dari kesenjangan tersebut, Widjajanti mengungkapkan terdapat peningkatan jumlah pengguna telepon genggam di berbagai lapisan masyarakat. Widjajanti juga menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat kini mengakses internet menggunakan telepon genggam.
"Ini adalah berita baik, bahwa mereka (masyarakat) sudah punya modal, tinggal bagaimana dukungannya bisa memfasilitasi mereka menggunakan ponsel untuk mengakses manfaat dari pertumbuhan ekonomi digital," ujar Widjajanti.
RISANDA | RR ARIYANI