TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berencana membentuk kementerian baru yang secara khusus mengurusi soal investasi. Kementerian yang akan dibentuk pada Kabinet Jokowi periode ini disebut-sebut bernama Kementerian Investasi.
Menanggapi rencana ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mangatakan bahwa kementerian ini memang diperlukan untuk membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. "Kalau ada kementerian investasi, selama kementerian itu punya kewenangan dari hulu ke hilir terkait investasi itu akan sangat menolong kita untuk menarik dan mendorong investasi jadi lebih besar," ucapnya saat ditemui di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan, 15 Agustus 2019.
Bambang menjelaskan, Kementerian Investasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Karena, Indonesia tidak bisa terus mengandalkan sektor konsumsi rumah tangga saja untuk mendorong pertumbuhan.
"Untuk lima tahun ke depan kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi kita tetap bagus, tetap 5 persen atau lebih, kita tidak bisa mengandalkan pada konsumsi rumah tangga," kata Bambang.
Ia mengakui bahwa ekonomi Indonesia sedang mengalami perlambatan. Oleh karena itu, untuk kembali mendorong pertumbuhan, salah satu jalan yang harus ditempuh adalah meningkatkan nilai investasi ke angka 7 persen atau lebih, dengan kementerian baru tersebut.
Nanti jika Kementerian Investasi ini terbentuk, Bambang mengharapkan, lembaga ini akan mempunyai kewenangan yang lebih besar. Dengan demikian investor asing dan lokal bakal dimudahkan dan mendapatkan kepastian jika ingin mengucurkan modal di Indonesia.
Bambang menjelaskan, program Presiden Jokowi selanjutnya adalah berfokus kepada peningkatkan investasi dan terus meningkatkan nilai ekspor produk Indonesia. Terkait kekhawatiran akan tumpang tindih dengan lembaga serupa seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga mengurusi tentang investasi, Bambang menuturkan sedang melakukan pengkajian lebih dalam.
EKO WAHYUDI