TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai rencana impor daging sapi asal Brasil dalam waktu dekat dapat memicu persaingan pasar daging yang lebih sehat di dalam negeri. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe mengemukakan, daging asal Brasil bisa menjadi alternatif bagi konsumen dan industri restoran Indonesia.
"Di Indonesia sendiri otomatis persaingan akan menjadi lebih ketat. Dengan pasokan cukup dan harga bersaing, otomatis pasar akan lebih sehat dan persaingannya lebih sempurna," tutur Juan saat dihubungi Bisnis, Rabu 14 Agustus 2019.
Saat ini, Australia tercatat sebagai pemasok utama daging impor di Indonesia dengan volume 55-60 ribu ton setiap tahunnya. Sementara untuk daging asal Brasil, pemerintah telah mengirim tim audit untuk menilai kualitas daging asal Brasil dengan melihat aspek kesehatan dan kehalalan.
Juan menilai, daging asal Brasil memiliki harga yang bersaing dibanding daging asal Australia. "Jenis daging Brasil ini bakal bersaing dengan Australia, otomatis pasar akan menyesuaikan [peta] persaingannya," sambung Juan.
Masuknya daging asal Brasil ini pun dinilai Juan tak ada kaitannya dengan perkara importasi daging ayam asal Brasil yang mengemuka usai Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengeluarkan putusan soal gugatan yang diajukan negara tersebut terhadap Indonesia. Ia mengharapkan masuknya daging sapi asal Brasil bisa memacu kesepakatan baru untuk importasi sapi bakalan dan indukan yang memiliki potensi nilai tambah lebih besar dibanding hanya sekadar daging.
"Impor daging dari Brasil ini juga membuka peluang komunikasi untuk ditingkatkan lebih jauh dengan mengimpor sapi bakalan dan juga sapi indukan. Kami harap sampai ke sana, jangan hanya daging. Karena daging tidak ada nilai tambah. Kalau ada pun sedikit sekali. Sedangkan impor sapi bakalan ada nilai tambah di dalam industri domestik," kata Juan.
BISNIS