TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan tensi perang dagang Amerika Serikat dan Cina untuk meraup peluang ekonomi.
"Kita punya potensi mengisi impor Amerika dari Tiongkok," ujar Luhut di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2019. Belakangan, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif 10 persen pada barang asal Cina senilai US$ 300 miliar. Kebijakan itu dibalas oleh Negeri Tirai Bambu dengan menghentikan pembelian produk pertanian dari AS.
Kondisi perang dagang yang semakin menghangat itu, Kata Luhut, perlu dicermati dan dilihat peluangnya apa yang bisa dilakukan. "Misalnya semua industri furnitur dan sepatu apa perlu diberi insentif agar bisa memperlebar pasar di AS. Itu kita lakukan."
Berdasarkan bahan pemaparan Luhut, tercatat impor AS mayoritas adalah logam dan mineral yang mencapai 19 persen, elektronika 17 persen, alat transportasi 13 persen, mesin 11 persen, consumer goods 7 persen,bahan kimia 7 persen, farmasi 5 persen, tekstil 5 persen, dan produk pertanian 4 persen.
Sementara, impor AS dari Cina antara lain mainan dan perlengkapan olahraga 81 persen, alas kaki 53 persen, furnitur 52 persen, elektronika 46 persen, peralatan rumah tangga 44 persen, dan tekstil 35 persen.
Umumnya, kata Luhut, barang elektronik, alas kaki, dan mainan memang dibebaskan dari kenaikan tarif, sehingga konsumen AS belum banyak terpengaruh perang dagang. Namun, sektor itu berpotensi paling terkena dampak apabila AS mengenakan tarif pada semua impor produk dari Cina.