TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis ayam produksi dalam negeri bisa bersaing dari ayam impor, termasuk Brasil. Pasalnya, ia mengatakan ayam lokal terbukti sudah memenuhi standar ekspor, salah satunya ke Jepang.
"Buktinya kita sudah menembus Jepang, artinya kan kita bisa bersaing, kan masuk Jepang itu enggak gampang," ujar Amran di Kantor Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2019.
Persoalan biaya produksi dan harga, ia mengaku akan memastikannya lagi. Namun ia yakin ayam lokal sudah cukup kompetitif.
Amran menegaskan dalam hal ayam dan produk olahannya, Kementerian Pertanian sudah mematok target, yaitu melakukan ekspor. "Intinya aku mau ekspor ayam karena produknya melimpah," kata Amran.
Saat ini, ia mencatat Indonesia sudah mengekspor ayam, baik dalam bentuk olahan maupun dalam bentuk anak ayam.
Belakangan, setelah pemerintah Brasil memenangi gugatan terkait kebijakan Indonesia tentang impor ayam di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), peternak bakal menghadapi persaingan sengit dengan ayam Brasil. Meskipun kalangan peternak mandiri ayam ras dalam negeri telah menolak ayam impor Brasil, hal tersebut dinilai tak bisa dihindari lagi.
Karena itu, Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) Sigit Prabowo menilai perlu ada kerja sama antara industri dan peternak mandiri untuk membangun gerakan efisiensi nasional. Sebab, industri unggas di Brasil sudah sangat efisien sehingga harga ayamnya bisa lebih murah dibandingkan produk lokal.
Sementara itu, di Indonesia harga jagung yang merupakan bahan utama pakan ayam masih mahal. Harga pakan yang mahal inilah yang membuat produksi ayam ras dalam negeri tak bisa seefisien ayam impor. Hal ini diikuti pula dengan harga bibit ayam alias day old chick yang juga mahal.
Sementara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk membuka keran impor ayam. Dia mengatakan meski dibuka, bukan berarti ayam impor bisa masuk dengan mudah ke Indonesia.
Sebab, kata Enggar, perkara impor harus dilihat pula adanya minat perusahaan atau importir yang mau melakukan impor ayam tersebut. "Yang penting kita buka, kalau ada pengusaha yang mau dan kalau ada yang berani mengajukan, ya silakan," kata Enggar usai mengikuti rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu 7 Agustus 2019.
Pemerintah Indonesia akhirnya membuka keran impor ayam usai kekalahan saat menjalani dispute settlement (penyelesaian sengketa) melawan Brasil terkait importasi ayam di World Trade Organization atau WTO. Keran impor ini dibuka sejalan dengan rekomendasi dari WTO terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia.
CAESAR AKBAR | DIAS PRASONGKO