TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan produksi kendaraan bermotor roda empat Tanah Air pada periode Januari hingga Juni 2019 sudah mencapai sekitar 600 ribu unit. Adapun penjualan domestik bisa mencapai 500 ribu unit.
"Di GIIAS kemarin misalnya banyak model baru yang dipamerkan dan mempunyai emisi yang rendah," ujar Harjanto dalam seminar di Kementerian Perindustrian, Selasa, 13 Agustus 2019.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan produksi otomotif nasional pada 2018 mencapai angka 1,2 juta unit per tahun. Adapun pemerintah menargetkan produksi dalam negeri terus meningkat hingga mencapai 2 juta unit per tahun pada 2030.
"Dibandingkan negara ASEAN lain, dibandingkan Thailand memang kita masih di bawah mereka, tapi kita target 2 juta di 2030."
Adapun pada lini ekspor, Kemenperin mencatat ekspor CBU alias Completely Built Unit tercatat sebanyak 136 ribu unit. Di samping itu, ekspor CKD atau completely knock down, tercatat 412 ribu, dan ekspor komponen 43,6 juta pieces.
Harjanto mengatakan pemerintah akan terus memanfaatkan industri dalam negeri untuk menggenjot produksi komponen untuk meningkatkan ekspor.
Saat ini, pangsa pasar ekspor otomotif Indonesia ke lebih dari 80 negara di dunia, termasuk lima negara tujuan utama ekspor yaitu Filipina, Saudi Arabia, Jepang, Meksiko dan Vietnam. Pada tahun 2019, ekspor kendaraan CBU ditargetkan mencapai 400 ribu unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya sehingga pada tahun 2025 industri otomotif nasional dapat melakukan ekspor kendaraan CBU sebesar 1 juta unit.
Saat ini, pemerintah menetapkan industri otomotif nasional sebagai salah satu sektor andalan dalam roadmap Making Indonesia 4.0. Sektor ini ditargetkan pada 2030 dapat menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle untuk pasar domestik maupun ekspor yang didukung oleh kemampuan industri dalam negeri dalam memproduksi bahan baku dan komponen utama serta optimalisasi produktivitas sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Ke depannya, Harjanto berujar pengembangan produktivitas dan daya saing industri otomotif harus sejalan dengan pengembangan industri komponen. Mengingat, produk industri alat-alat kendaraan bermotor merupakan bagian dari rantai pasok bagi original equipment manufacturer (OEM) maupun layanan purna jual industri kendaraan bermotor, yang memiliki pangsa pasar sangat luas baik domestik maupun ekspor.
Sektor tersebut juga berpeluang untuk terus dikembangkan teknologinya sehingga mampu bersaing di pasar global. Secara nasional saat ini terdapat sekitar 1.500 perusahaan komponen otomotif di Indonesia yang terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
CAESAR AKBAR