TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli melihat pemerintah telah gagal memanfaatkan peluang saat perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Padahal sebenarnya hal tersebut bisa dimanfaatkan oleh pemerintahan saat ini.
"Indonesia belum bisa menarik manfaat dari krisis trade war antara Amerika dan Cina. Kita seharusnya bisa memanfaatkan trade war. Yang lain bisa memanfaatkan situasi ini, seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina," kata Rizal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, 12 Agustus 2019.
Rizal beralasan, bahwa kegagalan dalam memanfaatkan peluang saat perang dagang karena Pemerintah tidak memiliki perencanaan dan aksi yang jelas, dan sebenarnya kejadian ini sudah diramalkan dari jauh-jauh hari.
"Jadi krisis (perang dagang) itu masalah sekaligus opportunity. Sayangnya sampai saat ini, trade crisis kan sudah diramalkan 1,5 tahun lalu, pemerintah Indonesia tidak punya plan, tidak punya action," ujar Rizal.
Lebih jauh Rizal mengungkapkan, dengan bisa memprediksi situasi perang dagang, pemerintah sebetulnya dengan mudah bisa menyiapkan langkah-langkah untuk memanfaatkan peluang demi kemajuan perekonomian Indonesia. "Mohon maaf sampai hari ini kami belum pernah dengar pejabat pemerintah menjelaskan bagaimana caranya supaya Indonesia menarik manfaat dari trade crisis," ucapnya.
Indonesia, kata Rizal, perlu melihat dari negara-negara tetangga yang mampu memanfaatkan perang dagang, bukannya malah melihat situasi ini tersebut sebagai masalah. "Neraca dagang Indonesia makin negatif. Memang bisa disalahkan dengan faktor eksternal seperti trade war. Tapi negara lain malah tarik manfaat kok dari trade war," ujarnya.
Rizal Ramli kemudian menjelaskan, dalam suatu krisis diibaratkan dua sisi mata uang yakni masalah dan keuntungan. "Dalam bahasa Cina, krisis itu ada masalah dan opportunity. Kita suka kalau lihat crisis itu masalahnya, bukan opportunity-nya."
EKO WAHYUDI | RR ARIYANI