TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pascabencana gempa bumi yang melanda Palu dan sekitarnya membuat Bandara Mutiara Sis Al-Jufri mengalami kerusakan. Ke depan, kata dia, struktur bangunan bandara tersebut perlu diperkuat agar lebih tahan gempa berskala besar.
"Dari segi struktur kita akan perkuat agar lebih tahan terhadap gempa bumi, baik itu goyangan maupun hentakan vertikal. Untuk itu, dibutuhkan dana yang lumayan banyak. Kita alokasikan untuk pembangunan di sisi darat (terminal penumpang) sekitar Rp 200 miliar dan di sisi udara juga sekitar Rp 200 miliar," kata Budi dalam keterangan tertulis, Minggu, 11 Agustus 2019.
Dia mengatakan, dana sebesar Rp 400 milyar itu bersumber dari pinjaman lunak Asian Development Bank atau ADB.
Pada sisi darat selain memperbaiki struktur bangunan agar lebih tahan terhadap gempa berskala besar, Budi juga berencana akan memperbaiki fasilitas lainnya seperti lounge dan terminal VIP yang mana dananya bersumber dari APBN.
Dia mendorong agar bentuk bangunan dan interior Bandara Mutiara SIS Al-Jufri nantinya mengangkat budaya kearifan lokal Sulawesi Tengah.
Pada sisi udara, Budi menjelaskan, fungsi landas pacu atau runway nantinya akan kembali beriperasi seluruhnya. Saat ini runway Bandara SIS Al-Jufri sepanjang 2500 meter tidak dapat dipergunakan seluruhnya karena mengalami kerusakan akibat pasca gempa bumi.
Selain itu, ia mengungkapkan, akan menambah nilai Pavement Classification Number atau kekuatan permukaan runway Bandara Mutiara SIS Al-Jufri untuk menambah daya dukung runway bandara itu.
"Jadi runway itu akan dipastikan akan ada 2500 meter, PCN yang sekarang itu 50 akan kita tingkatkan sampai mungkin 80, jadi ada beberapa layer runway (lapisan runway) sehingga daya dukungnya lebih bagus," ujarnya.
Budi berharap agar pembangunan kembali Bandara Mutiara SIS Al-Jufri ini dapat selesai pada pertengahan 2021. Pasca bencana, kata dia, transportasi udara merupakan salah satu sarana transportasi pilihan utama yang sangat penting keberadaannya di kota Palu tidak hanya untuk mobilisasi orang, tapi juga sebagai jalur masuk utama bagi bantuan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya bisa dilakukan melalui transportasi udara.
Dengan dilakukannya pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi di Sulawesi Tengah, termasuk Bandara, Menhub Budi yakin, dapat memicu kebangkitan perekonomian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Sulawesi Tengah pascabencana.