Adapun modal yang dikeluarkan antara lain harga bibit sapi jawa limosin sebanyak Rp 15 juta, sapi Bali-Kupang Rp 9-10 juta, serta bibit kambing Rp 1-1,5 juta. Sementara biaya perawatannya, antara lain Rp 400 ribu per ekor per bulan untuk sapi dan Rp 75 ribu per ekor per bulan untuk kambing, dengan waktu perawatan bisa mencapai 4-5 bulan untuk penggemukan.
Kendati sudah tidak memiliki stok untuk dijual pada Idul Adha ini, Zabidi mengatakan tidak akan menyetok sapi anyar di sisa waktu ini. Ia lebih memilih membeli bibit untuk digemukkan lagi. "Perawatannya susah. Coba bayangkan kalau dalam jangka waktu sehari harus habis. Kendalanya kan hewan kurban itu di pengiriman dan perawatan," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian optimistis ketersediaan sapi potong dan hewan kurban lainnya mencukupi jelang perayaan Iduladha 2019 berdasarkan perhitungan jumlah populasi hewan ternak serta potensi kebutuhan.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita menyebutkan total populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau di Indonesia tahun ini mencapai 18,12 juta ekor dengan rincian populasi sapi potong sebanyak 16,65 juta ekor, sapi perah 604.467 ekor, dan kerbau sebanyak 877.673 ekor.
Dari total 16,65 juta sapi potong tersebut, jenis sapi Bali mendominasi dengan persentase 32,91 persen, disusul sapi jenis Onggole sebanyak 15,25 persen, Madura 6,79 persen, Simental 9,08 persen, Limosin 11,23 persen, Brahman 4,14 persen, Brahman Cros 0,36 persen, Aceh, 6,12 persen, dan sapi jenis lainnya 14,20 persen.
Perkiraan kebutuhan hewan kurban tahun ini diperkirakan akan tumbuh 10 persen. Ketut menyatakan pihaknya memproyeksikan kebutuhan pemotongan hewan dapat mencapai 1.346.712 ekor sepanjang tahun ini."Ini adalah angka estimasi jumlah pemotongan hewan kurban tahun ini. Kami perkirakan ada kenaikan jumlah pemotongan hewan kurban sebesar 10 persen dari jumlah pemotongan tahun lalu 2018," ungkap Ketut seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin 5 Agustus 2019.