TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI Tulus Abadi mengimbau panitia perayaan Idul Adha tahun ini tidak menggunakan kantong plastik untuk membungkus daging hewan kurban yang akan dibagikan kepada masyarakat. Perayaan Idul Adha tahun ini jatuh pada Ahad, 11 Agustus 2019.
"YLKI menghimbau agar panitia Idul Adha menyiapkan dan membungkus daging kurban dengan bungkus non plastik," ujar Tulus dalam keterangan tertulis, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Ia mengatakan pengurangan penggunaan kantong plastik sangat penting untuk menekan konsumsi sampah plastik. Apalagi, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Kalau pun harus membungkus dengan kantong plastik, Tulus mewanti-wanti panitia penyembelihan memastikan dua hal, yaitu plastik yang digunakan merupakan jenis plastik yang ramah lingkungan, atau jenis plastik yang gampang dan mudah diurai oleh lingkungan alias bio degradable.
Panitia juga harus menjamin bahwa jenis plastik yang digunakan adalah jenis food grade. Itu adalah jenis plastik yang aman untuk pembungkus makanan, termasuk daging kurban. "Dan jangan sampai daging kurban dibungkus dengan tas kresek warna hitam," kata Tulus.
Imbauan Tulus sejalan dengan pernyataan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati yang mengatakan diperlukan gerakan-gerakan untuk membantu pengelolaan sampahsupaya tidak terbuang secara ilegal.
Tercatat, saat ini 32 persen sampah di Indonesia masih belum terkelola. "TPA (tempat pembuangan akhir) kita 55 persen masih open bumping (dikumpulkan secara terbuka), artinya masih terbuka.
Sedangkan 32 persen sampah di Indonesia belum terkelola, masih ilegal terbuang," kata Vivien di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 28 Juli 2019. Dari total produksi sampah yang mencapai 65,8 juta ton per tahun, Vivien mengatakan produksi sampah plastik sekitar 7,2 juta ton per tahun.
HENDARTYO HANGGI