TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkankan hasil survei pemantauan harga sampai dengan minggu pertama Agustus 2019. Dari hasil survei ini, BI memperkirakan inflasi Agustus akan mencapai s0,12 prsen month-to-month (mtm) dan 3,44 persen year-on-year (yoy). “Masih tetap rendah dan stabil,” kata dia di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Agustus 2019.
Jika sesuai prediksi BI, maka inflasi Agustus akan mencatatkan angka tertinggi selama 2019 ini. Sepanjang semester pertama 2019, angka inflasi tertinggi terjadi Mei 2019 sebesar 3,32 persen. Namun dalam beberapa bulan terakhir realisasi angka inflasi selalu lebih tinggi dari perkiraan BI.
Beberapa komoditas yang tercatat sebagai penyumbang inflasi sampai dengan minggu pertama Agustus adalah cabai merah 0,09 persen, cabe rawit 0,05 persen, emas perhiasan 0,04 persen, dan tarif air minum 0,01 persen. Sebaliknya, harga tiket pesawat menyumbang deflasi 0,08 persen, bawang merah 0,04 persen, dan tomat sayuran 0,04 persen.
Gubernur Perry menyebut prediksi inflasi Agustus 2019 ini masih sesuai dengan penilaian dari BI. Untuk itu, Bank Indonesia tetap pada perkiraan awal bersama pemerintah, bahwa inflasi akan berada di bawah titik tengah sasaran sampai akhir tahun 2019, yaitu di bawah 3,5 persen.
Meski begitu, inflasi tetap menjadi perhatian serius dari pemerintah meski masih di bawah angka prediksi. Akhir Juli lalu, pemerintah pusat berkumpul dengan sejumlah perwakilan pemerintah daerah. Saat itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta pemerintah daerah berinovasi untuk mengendalikan inflasi di daerah masing-masing.
"Fokus utamanya adalah ketersediaan pasokan dan juga kelancaran distribusi," ujar Darmin dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019. Beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah, kata Darmin, antara lain pembangunan jalan provinsi, kabupaten, dan kota yang terkoneksi ke jalan tol. Dengan demikian, pusat pendukung produksi dapat terhubung langsung ke pasar tujuan.
FAJAR PEBRIANTO