TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang hari raya Idul Adha 1440 Hijriah, harga cabai merah di Provinsi Jambi berangsur naik. "Hari ini harga cabai di tingkat pengecer mencapai Rp 90 ribu per kilo, bahkan ada yang menjual di atas harga itu,” kata Ison distributor cabai di Pasar Angso Duo Jambi, Jumat, 9 Agustus 2019.
Harga cabai tersebut terus alami kenaikan sejak sepekan terakhir, mulai dari Rp 75 ribu per kilo berangsur naik hingga mencapai Rp 90 ribu. Namun, harga cabai tersebut tidak serta merta terus alami kenaikan. Terkadang harga cabai sempat turun, namun naik kembali. Kenaikan kali ini melebihi harga cabai sebelumnya.
Meningkatnya harga cabai disebabkan oleh stok atau pasokan cabai merah mulai berkurang. Sehingga hukum ekonomi berlaku, jika permintaan meningkat dan stok berkurang maka harga akan meningkat, sementara jika permintaan berkurang dan stok meningkat maka harga akan turun.
Berkurangnya pasokan cabai merah tersebut karena cabai merah yang biasa masuk dari pulau jawa sudah mulai jarang masuk. Sementara produksi cabai lokal sangat terbatas dan tidak mampu memenuhi permintaan pasar.
Sementara itu, harga bahan pangan lainnya cenderung stabil, seperti bawang merah dan bawang putih yang harganya masih berkisar di angka Rp 25 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram.
Sementara itu, pedagang di Pasar Angso Duo turut mengeluhkan daya beli masyarakat yang cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir. “Iya, daya beli masyarakat menurun, terutama pasca hari Raya Idul Fitri kemarin,” kata Amelia pedagang di Pasar Angso Duo.
Ia mencontohkan dalam satu hari biasanya dia mampu menjual 100 sampai 150 kilogram cabai merah, namun saat ini untuk menghabiskan 100 kilogram cabai merah sangat sulit.
Menurunnya daya beli masyarakat tersebut, menurut Amelia, disebabkan oleh banyak faktor, selain Idul Adha. Diantaranya, banyak masyarakat yang mempersiapkan biaya pendidikan anak-anaknya karena memasuki tahun ajaran baru.