TEMPO.CO, Jakarta - Hasil dari Indeks Kepercayaan Bisnis Kamar-Kamar Dagang Eropa 2019 (BIC 2019) menunjukkan bahwa 29 persen responden menyatakan bahwa mereka ingin mengembangkan investasi ke Indonesia. Dari survei yang sudah digelar untuk ketujuh kalinya ini, pebisnis Eropa memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnisnya ke Indonesia untuk 12 bulan ke depan.
Meski sentimen terhadap minat investasi di Indonesia tercatat positif, pemerintah Indonesia disarankan untuk tetap meningkatkan daya tarik Indonesia dibandingkan dengan negara lain di Asean.
Nick Holder, Sekretaris Kehormatan Kamar Dagang Inggris di Indonesia (BritCham), mengatakan bahwa meskipun keseluruhan proyeksi investasi di Indonesia terlihat positif, beberapa sektor masih berjuang untuk menawarkan daya tarik guna memenuhi potensi bisnis di antara pesaing Asean lainnya.
"Kami menyambut baik adanya beberapa kebijakan baru yang lebih positif dan suportif, seperti langkah-langkah untuk mendukung kolaborasi yang lebih besar di sektor pendidikan vokasi dan perguruan tinggi guna meningkatkan kemampuan para tenaga kerja," kata Holder, Jumat 9 Agustus 2019.
Dia menambahkan, dengan prospek ekonomi makro dan kemajuan yang positif di Indonesia pada beberapa sektor khususnya infrastruktur, minat investasi dan perdagangan dari seluruh Eropa menunjukkan sentimen yang positif untuk mengalami peningkatan.
Secara detail, sigi menunjukkan bahwa minat ekspansi investasi di Bali tumbuh 21 persen jika dibandingkan dengan periode 2017-2018. Di posisi kedua, diikuti dengan minat ekspansi di Jawa Timur yang tumbuh 19 persen, serta selanjutnya Sumatera dan Kalimantan sebesar 15 persen.
Dari hasil survei ini, terlihat bahwa ada peningkatan pandangan yang sangat positif pada kondisi politik dan tren positif pada kebijakan peraturan dan hukum. Namun ada kekhawatiran yang meningkat secara signifikan pada dampak proteksionisme dan terorisme dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Bersamaan dengan kekhawatiran proteksionisme, sentimen responden menunjukkan bahwa faktor lainnya seperti regulasi, inefisiensi birokrasi, regulasi pajak dan impor serta stabilitas politik dan sosial tidak akan begitu membebani bisnis untuk beberapa waktu ke depan.
Namun, ada persentase ketidakpastian investasi yang lebih tinggi untuk beberapa tahun mendatang yang meningkat sekitar 6 persen dibanding periode sebelumnya. Di sisi lain, minat investasi turun sebesar 5 persen, menjadi 35 persen.
BISNIS