TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu berpotensi menguat di tengah yuan Cina yang masih melemah terhadap dolar AS. Pada pukul 9.52 WIB, rupiah bergerak melemah 13 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 14.290 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.277 per dolar AS.
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen, dan dolar Singapura dibuka menguat terhadap dolar AS. Mestinya sentimen ini bisa membawa penguatan terhadap rupiah ditambah ada pernyataan bank sentral Cina untuk tidak membiarkan Cina yuan jatuh," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.
Pelemahan mata uang Cina yuan yang cukup tajam pada awal pekan ini membuat kekhawatiran perang dagang yang berlanjut dengan perang mata uang (currency war). Yuan sempat melemah menembus 7,005 per dolar AS, merupakan yang terlemah sejak tahun 2008.
Rabu pagi ini, yuan masih melemah terhadap dolar AS. Pada pukul 9.51 WIB, yuan mencapai 7,08 per dolar AS.
Pada Selasa kemarin, pejabat senior Bank Sentral Cina (People Bank of China) dalam pertemuannya dengan sejumlah eksportir asing mengatakan perdagangan dolar AS-yuan akan tetap berjalan normal dan tidak akan membiarkan yuan jatuh.
Namun pelaku pasar mempunyai ekspektasi yuan masih akan berlanjut melemah. Bahkan AS menyebut Cina sebagai manipulator mata uang. Kemungkinan perang ini bisa berlangsung lama. "Kemungkinan rupiah akan menguat menuju kisaran antara Rp 14.250 sampai Rp 14.270 per dolar AS," ujar Lana.
ANTARA