TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan memastikan fasilitas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta normal pasca-gempa melanda pada Jumat petang, 2 Agustus 2019. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana Banguningsih Pramesti mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan menyeluruh.
"Semua dalam kondisi normal dan aman. Semua fasilitas siap digunakan untuk pelayanan,” kata Polana dalam keterangannya yang diterima pada Sabtu, 3 Agustus 2019.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan gempa tidak terlampau mengganggu operasional Bandara Soekarno-Hatta. Sejumlah aktivitas, mulai sisi udara, sisi darat, serta fasilitas pelayanan navigasi penerbangan tidak mengalami kerusakan akibat gempa.
Adapun petugas yang melakukan inspeksi jalur pesawat atau runway menyatakan runway dalam keadaan aman. Meski begitu, Polana mengimbau seluruh stakeholder penerbangan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana yang terjadi.
“Utamakan keselamatan, keamanan dan pelayanan dan terus melakukan koordinasi untuk mengatasi dan mengantisipasi hal-hal yang mengganggu jalannya penerbangan,” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sebelumnya mengumumkan peringatan dini soal potensi tsunami pasca-gempa terjadi. Peringatan tsunami berketinggian antara 0,5 hingga 3,0 meter diberlakukan untuk wilayah Pandeglang bagian selatan, Pulau Panaitan, Lampung Barat pesisir selatan, Pandeglang bagian utara, dan Lebak. Pada pukul 21.35 WIB, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami.
BMKG memperbarui data kekuatan gempa dari semula bermagnitudo 7,4 menjadi 6,9. Lindu tercetus Jumat, 2 Agustus 2019, pukul 19.03.25 WIB di Samudera Hindia selatan Selat Sunda.
Episenter gempa Banten terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 164 kilometer arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang. Kedalaman sumber gempa itu 48 kilometer.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANWAR SISWADI