TEMPO.CO, Yogyakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas mengungkapkan bahwa dalam merencanakan pemindahan ibu kota kelak, pemerintah akan menyiapkannya sebagai forest city. Karena itu, nantinya ibu kota baru di Kalimantan itu akan meniru London.
“Sekarang ini baru satu di dunia yang mengklaim sebagai forest city yakni London, di Inggris,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata di Yogyakarta Jumat 2 Agustus 2019.
Rudy menjelaskan, forest city yang dimaksud bukan secara harafiah atau kota penuh taman. Jika London awalnya kota biasa yang kemudian didesain dan dibangun sebagai forest city, Indonesia akan menerapkan langkah sebaliknya.
“Kita akan membangun ibu kota di wilayah yang sudah lebih dulu banyak hutannya, jadi bukan kota yang didesain jadi forest city seperti di London,” ujarnya.
Di ibukota baru itu nanti, kata Rudy, setidaknya 50 persen hutannya akan tetap dijaga lestari. Ini mengacu pada konsep dasar forest city yakni green, smart, beautiful and sustainable. Sehingga sumber daya alam yang sudah ada di sana berusaha tetap dipertahankan.
“Bagaimanapun Kalimantan itu Heart of Borneo, itu harus dijaga khususnya sumber daya airnya. Bukan pindah ke sana malah merusak,” ujar Rudy. Ia menuturkan, dalam rencana pemindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan ini, pemerintah menjamin hutan lindung Kalimantan terjaga.
Pemindahan ibu kota baru ini dipastikan tidak mengambil lokasi di kawasan hutan lindung. Rudy menuturkan jika ada hutan lindung sekitarnya yang tak lestari misalnya karena bekas galian tambang akan diperbaiki untuk menunjang forest city itu.
Rudy menyebut, dari rencana yang disiapkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas untuk ground breaking pemindahan ibu kota akan dimulai pada tahun 2021. Luas lahan yang dibutuhkan untuk ibu kota baru ini ditaksir sekitar 200-300 ribu hectare dan pembangunan secara bertahap. "Targetnya akhir 2024 sudah mulai ada yang pindah ke sana," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO