TEMPO.CO, Yogyakarta -Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menilai beroperasinya infrastruktur baru bandara internasional Yogyakarta atau Bandara NYIA di Kabupaten Kulon Progo bakal mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi DIY.
Perry menuturkan pertumbuhan perekonomian DIY yang saat ini mulai terdongkrak pesat tak bisa dilepaskan dari keberadaan bandara baru yang beroperasi sejak Mei 2019 lalu.
Dua potensi utama pertumbuhan ekonomi DIY, yakni sektor pariwisata dan UMKM, ujar Perry, makin terdukung berkat bandara baru itu.
“Ini sudah kami buktikan. Dari 898 UMKM binaan BI, 91 diantaranya sudah bisa ekspor hingga nilai Rp 1,4 triliun dalam satu tahun terakhir, serta 395 UMKM sudah go digital. Program seperti ini bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat,” ujar Perry dalam keterangannya saat menghadiri pengukuhan Kepala Perwakilan BI DIY, di Yogyakarta Kamis 1 Agustus 2019.
Menurut Perry, kapasitas bandara lama Yogya, Bandara Adisutjipto, yang sebelumnya hanya 1,5 juta penumpang kini dengan adanya bandara YIA sudah berkspasitas menjadi 5 juta penumpang diprediksi menyumbang pertumbuhan ekonomi signifikan.
"Yogya perlu mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, terutama UMKM-nya, " ujar Perry.
Menurut Perry, pariwisata Yogya jelas sangat potensial dikelola untuk sumber pendongkrak pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan. “Sekarang banyak objek wisata di daerah-daerah. Itu semua bisa dikembangkan untuk pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Paku Alam X sebelumnya menuturkan beroperasinya Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) juga mulai membawa pengaruh dalam bidang perdagangan internasional. Pengaruh ini juga dirasakan pada perdagangan internasional komoditas pertanian.
“Lalu lintas antar negara menjadi sangat mudah dan jangkauan yang luas lewat bandara NYIA. Ini akan membuka lebar kesempatan ekspor komoditas pertanian petani kita ke manca negara," ujar Paku Alam.