TEMPO.CO, Jakarta -Segenap tenaga medis mulai dokter, perawat hingga karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta harus mengelus dada. Sebab hingga awal Agustus 2019 ini, mereka belum juga mendapat kepastian pembayaran gaji mereka untuk bulan Juli 2019.
“Ada klaim bulan April-Mei di BPJS Kesehatan sebesar Rp 18 miliar yang belum dibayarkan sampai jatuh tempo 31 Juli 2019, sehingga jasa layanan (gaji) tenaga medis sampai karyawan juga belum bisa dibayarkan,” ujar Juru bicara RSUD) Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Siti Rahayuningsih saat dihubungi Kamis 1 Agustus 2019.
RSUD Panembahan Senopati Bantul mengaku tak tahu apa alasan klaim itu belum dibayarkan. Sebab kalau yang dipermasalahkan soal reakreditasi, seperti yang terjadi pada RS Kota Yogya sebelumnya, hal itu sudah dibereskan sejak Oktober 2018 lalu.
Siti menuturkan, tertunggaknya pembayaran klaim oleh BPJS itu yang jelas sangat mempengaruhi operasional rumah sakit. Rumah sakit tersebut merasa tertatih-tatih ketika dipaksa harus menggunakan dana cadangan dan tak bisa mengandalkan klaim dari pasien umum.
“90 persen pasien kami peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), jelas tak bisa mengandalkan hanya dari pasien umum,” ujarnya.
Siti merinci, besaran anggaran yang harus dikeluarkan rumah sakit untuk gaji tenaga medis hingga karyawan bulanannya Rp 3,8 miliar.
Sedangkan biaya operasional pelayanan yang dikeluarkan rumah sakit rata-rata per bulan Rp 6 miliar. Jika dijumlah kebutuhan untuk internal operasional rumah sakit plus jasa layanan tenaga medis itu totalnya sudah hampir Rp 10 miliar per bulan.
Jumlah pengeluaran bulanan ini jelas tak akan cukup jika hanya ditutupi dari pemasukan dari klaim pasien umum yang rata-rata per bulan hanya Rp1 miliar sampai Rp1,5 miliar.
“Memang kami masih bisa mengandalkan dana cadangan atau tabungan, tapi bukan untuk membayar jasa layanan tenaga medis, melainkan untuk kebutuhan prioritas seperti membeli obat serta rumah tangga seperti tagihan listrik dan air,” ujar Siti.