TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setuju dengan upaya pengurangan plastik kresek untuk membungkus daging kurban yang akan dibagikan saat perayaan Hari Raya Kurban. Dia menyarankan penggunaan kemasan dari besek bambu yang dilapis daun pisang di dalamnya untuk membungkus daging kurban yang akan dibagikan.
“Mengkonversi menggunakan kantong plastik kresek menjadi besek dan daun pisang. Kira-kira begitu. Itu budaya yang ayak untuk dikembangkan,” kata Ridwan Kamil setelah melepas tim pemeriksa hewan kurban, di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu, 31 Juli 2019.
Ridwan Kamil mengatakan, pola baru ini diharapkan bisa mengurangi penggunaan plastik. “Ini kan sebuah pola baru. Makin lama menjadi tradisi yang ramah lingkungan,” kata dia.
Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jawa Barat, Koesmayadi Tatang Padmadinata mengatakan, pembungkus hewan kurban lebih baik penggunaan kemasan plastik. “Yang ramah lingkungan gunakan pipiti, bahas sunda dari besek. Sehingga tidak banyak menggunakan plastik, dan itu ramah lingkungan,” kata dia, Rabu, 31 Juli 2019.
Koesmayadi mengatakan, sejumlah plastik justru berbahaya jika dipakai membungkus hewan kurban. “Jangan gunakan plastik yang berwarna hitam, karena itu akan bereaksi dengan daging,” ucapnya.
Jika terpaksa menggunakan plastik, dia menyarankan jangan gunakan kresek yang berwarna. “Sebaiknya gunakan plastik yang transparan,” kata Koesmayadi.
Koesmayadi mengatakan, mengemas daging kurban juga ada aturannya. Diantaranya, jangan menyatukan antara jeroan dengan daging. “Karena di dalam jeroan itu mengandung bibit penyakit, atau kuman-kuman, sementara daging. Kita pisahkan,” kata dia.
Daging kurban juga jangan lama-lama dibiarkan dalam suhu kamar. “Jangan lebih dari 4 jam. Harus segera dibagikan. Kalau lebih dari 4 jam dalam suhu kamar, maka pertambahan mikroba dalam daging yang dibiarkan begitu akan berkembang. Sebaiknya upaya pengawetannya, masukkan dalam kulkas dengan suhu 4 derajat. Dan lebih bagus lagi di freezer,” kata Koesmayadi.