TEMPO.CO, Bandung —Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai harga tiket yang dipatok pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu terlalu mahal. Karena itu, ia meminta pengelola kawasan wisata itu untuk mengkaji lagi besaran harga tiket masuknya.
“Tingkat kunjungan tidak maksimal karena tiketnya mahal, untuk pengunjung asing khususnya. Itu harus dievaluasi,” kata Ridwan Kamil selepas memimpin rapat soal evaluasi Gunung Tangkubanparahu di Bandung, Selasa, 30 Juli 2019.
Dalam situsnya, TWA Gunung Tangkuban Parahu mematok dua jenis tiket, yakni untuk kunjungan untuk hari libur dan hari biasa. Untuk tarif tiket masuk wisatawan asing di hari biasa Rp 200 ribu, dan di hari libur Rp 300 ribu per orang. Sementara untuk wisatawan nusantara di hari biasa Rp 20 ribu dan hari libur Rp 30 ribu per orang.
Pengelola sempat TWA Gunung Tangkuban Parahu sendiri sempat dikritik Soal tiket khusus wisatawan asing yang disebut terlalu mahal. Karena itu, Ridwan Kamil meminta pengelola TWA Gunung Tangkubanparahu agar tidak meremehkan komplain itu.
“Itu komplain tiket mahal jangan disepelekan. Hidup ini harus wajar. Kuncinya hanya di situ. Kuncinya fair saja. Kalau asing lebih mahal wajar, tapi kalau mahalnya terlalu jomplang, terlalu jauh, itu harus dipahami juga, karena membuat wisatawan asing tidak jadi pilihan karena pasti masuk ke paket jadi mahal. Tidak harus dibahas sekarang,” kata Ridwan Kamil di sela rapat tersebut.
Komplain tentang harga tiket yang teramat mahal itu datang dari peserta rapat, Ketua ASITA Jawa Barat Budijanto Ardiansjah. Gara-gara tiket mahal, agen travel kesulitan menjual paket wisata dengan memasukkan TWA Gunung Tangkuban Parahu sebagai salah satu destinasi tujuannya. “Ini sudah jadi kendala sejak 2014, sudah hampir 5 tahun lalu saat harga tiket masuk di naikkan,” kata dia.
Budi mengatakan, tiket Rp 300 ribu itu setara 25 Dollar AS, menyulitkan agen travel menjual paket wisata yang memasukkan Gunung Tangkuban Parahu sebagai salah satu destinasi kunjungannya. Mayoritas akhirnya memilih enggan menjual paket wisata Gunung Tangkuban Parahu. “Kalau jualan paket ini di compare, tidak kompetitif. Jadi lebih mahal,” katanya.