TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut peluang berkembangnya industri mobil listrik di Indonesia. Karena itu, untuk merealisasikan potensi tersebut, ia menyebut perlunya Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah terkait kendaraan listrik.
"Itu yang disiapkan di PP kebijakan fiskal terutama untuk mendorong otomotif dan Perpres mendorong ekosistem sektor otomotif listrik," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini di Gedung Bank Indonesia, Selasa, 30 Juli 2019.
Keluarnya beleid soal mobil listrik, kata Sri Mulyani, juga bertujuan untuk merespon pertumbuhan ekonomi kelas menengah dan kelas atas, serta semakin banyaknya investasi di bidang infrastruktur, khususnya jalan raya. Sehingga, kebutuhan otomotif pun diprediksi meningkat.
Adapun Sri Mulyani mengatakan aturan tersebut sebelumnya tak kunjung terbit lantaran masih ada persoalan teknis yang dibicarakan. "Kemarin kan ada koordinasi sedikit untuk bagian yang sangat teknis, kecil tapi total, dan sudah disepakati. Ini akan segera disampaikan kepada presiden agar diumumkan," kata dia.
Di samping adanya peningkatan permintaan otomotif, pemerintah perlu menjaga permintaan bahan bakar karena bisa memberikan tekanan kepada defisit neraca transaksi berjalan. Sebabnya, masih ada ketimpangan antara kapasitas produksi migas dibanding dengan permintaannya.
"Kita juga semakin sadar terhadap lingkungan, misalnya soal climate change dan dampak dari emisinya, sehingga harus dikurangi," tutur Sri Mulyani. Karena itu lah, pemerintah kini memunculkan industri otomotif listrik sebagai pilihan dan tren dunia di masa mendatang.
Oleh karena itu, Sri Mulyani meyakini beleid-beleid yang dirancang pemerintah bisa memperkuat adanya ekosistem yang memacu industri kendaraan listrik di Tanah Air. Misalnya saja dengan adanya aturan soal insentif perpajakan untuk kendaraan beremisi rendah seperti kendaraan listrik. Dengan tumbuhnya permintaan kendaraan listrik, ia berharap industri pendukung kendaraan listrik, misalnya industri suku cadang dan baterai juga mulai tumbuh.
Tak hanya berhenti di sana, Sri Mulyani memastikan pemerintah bakal mengeluarkan kebijakan yang mengatur dari hulu hingga hilir, termasuk dengan mendorong Indonesia masuk ke rantai pasok otomotif global.
"Indonesia punya potensi supply chain industri otomotif di sana entah dari sisi baterainya, maupun sebagai hub produksi karena kita adalah negara produsen otomotif kedua terbesar di Asean setelah Thailand, dengan produksi untuk dalam negeri 1,2 juta unit dan ekspor sekitar 300 ribu" kata dia. "Kami berharap otomotif bisa tumbuh dua kali lipat, baik di regional maupun global, dan fokusnya mobil listrik menjadi tren ke depan."