TEMPO.CO, Jakarta - Pihak Badan Koordinasi Penanaman Modal atau
BKPM memastikan belum menerima laporan terkait hengkangnya 140 investor atau perusahaan dari Jawa Barat. Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan, belum ada perubahan catatan dari pelaku usaha yang dilaporkan dalam tiga bulan belakangan.
"Kalau kita lihat laporan-laporan tiga bulan yang kita dapat dari pelaku usaha, mereka sudah self assessment. Mereka melapor apa adanya,” ujar Farah saat ditemui di kantor BKPM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Juli 2019.
Jawa Barat selama ini memang menjadi kota dengan tujuan penanaman investasi tertinggi. Menurut data BKPM, pada triwulan II, realisasi untuk proyek-proyek di Jawa Barat mencapai 15,6 persen dari total investasi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya mengungkapkan bahwa lebih dari 140 perusahaan di Jawa Barat tutup atau relokasi dari wilayahnya gara-gara upah. “Pindah terbagi ada yang pindah ke provinsi lain, ada yang keluar negeri. Hampir semua, alasan penutupan itu berkaitan dengan upah yang tinggi,” katanya di Bandung Senin 29 Juli 2019.
Ridwan Kamil mengatakan, upah di Jawa Barat sangat bervariasi dan ada kesenjangan yang cukup tinggi di banyak daerah. Hal ini karena sistem upah Indonesia yang terdesentralisasi pada kepala daerah.
Sistem upah seperti ini disoroti oleh perwakilan Organisasi Buruh Internasional atau ILO yang menggelar pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat dan jajaran terkait. Menurut Ridwan Kamil, ILO akan membantu menyiapkan usulan pada pemerintah pusat mengenai sistem pengupahan yang relatif lebih baik.
“Hasil ILO ini akan memberikan usulan sistem pengupahan yang lebih baik menurut standar rasa keadilan, sehingga bisa menjaga kualitas ekonomi Jawa Barat jangan sampai terkorbankan. Buruh ikut sejahtera, tapi investasi tidak ada yang pergi dari Jawa Barat,” tuturnya.
Iklan
Meski BKPM belum menerima laporannya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat mencatat, dalam 3 tahun terakhir, terdapat 21 pabrik pindah dari Jawa Barat, dan 143 pabrik tutup. Dari total 164 pabrik yang pindah dan tutup itu, 48 persen merupakan perusahaan garmen, 21 persen pabrik tekstil, dan sisanya manufaktur.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | AHMAD FIKRI