TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI memiliki sejumlah langkah supaya nasabah yang belum mengembalikan dana setelah saldonya bertambah tiba-tiba usai kejadian error sistem segera mengembalikan dana. Salah satunya, lewat opsi pemotongan saldo langsung oleh Bank Mandiri terhadap nasabah yang tebukti menarik duit saat terjadinya error dan belum mengembalikan.
"Kami punya opsi pemotongan saldo langsung yang bisa dilakukan, sepanjang telah dilakukan komunikasi terlebih dahulu dengan nasabah," kata Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi kepada Tempo, Selasa 30 Juli 2019.
Selain memiliki opsi itu, Bank Mandiri juga memiliki strategi lain supaya dana tersebut bisa kembali. Hery mengatakan Bank Mandiri telah melakukan cara persuasif untuk memberitahu nasabah supaya kelebihan saldo itu segera dikembalikan kepada bank. Menurut dia, sejumlah nasabah tersebut cukup paham dan mengerti.
Pada Sabtu, 20 Juli 2019 pagi, Bank Mandiri mengalami error sistem atau gangguan yang membuat saldo nasabah bertambah maupun berkurang secara drastis. Gangguan itu terjadi akibat adanya error saat akan dilakukan perpindahan dan pemeliharaan proses dari core system ke back up system yang rutin dilaksanakan setiap akhir hari.
Tercatat, sebanyak 10 persen nasabah Bank Mandiri yang dilaporkan mengalami kehilangan atau pertambahan saldo secara tiba-tiba. Namun, layanan Bank Mandiri telah kembali beroperasi 100 persen pada Sabtu sore, 20 Juli 2019.
Sementara itu, saat bertemu dengan Ombudsman kemarin, Hery mengatakan terdapat 2.600 nasabah saldonya bertambah dan langsung menarik duitnya. Menurut catatan Bank Mandiri masih sekitar 260 nasabah yang belum mengembalikan uang kepada Bank Mandiri.
Adapun nilai total saldo yang belum dikembalikan mencapai sekitar Rp 10 miliar. Namun, Bank Mandiri tidak akan memberi sanksi bagi nasabah yang belum mengembalikan itu.
"Kelebihan memang ada yang narik tapi kami lakukan pendekatan persuasif, kami ngomong baik-baik diajak bicara. Kalau tidak ada kesalahan tidak lakulan apa-apa itu tanggung jawab bank," ujar Hery di Gedung Ombudsman, Jakarta, Senin, 29 Juli 2019.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menambahkan saldo yang belum kembali itu terhitung relatif kecil bila dibandingkan nilai total akumulasi tabungan nasabah yang mencapai Rp 1.000 triliun. "Mereka narik lewat mobile banking. Maaf ya, Rp 10 miliar mungkin kedengarannya besar, tapi dari sisi jumlah nasabah dengan akumulasi Rp 1.000 triliun, itu kecil," kata Rohan Hafas.
Menurut dia, nilai di bawah Rp 10 miliar itu juga bukan berpotensi hilang, karena Bank Mandiri sudah melakukan pendekatan langsung. Pihak bank juga sudah mengenal nasabah-nasabah tersebut. "Yang belum mengembalikan itu terdapat beberapa alasan, seperti ada yang masih di luar negeri," kata Rohan.
HENDARTYO HANGGI