TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi mendekati 5,1 persen pada tahun ini.
"Setelah mencermati perkembangan sepanjang paruh pertama 2019, Core Indonesia meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih mendekati angka 5,1 persen," kata Faisal di Hong Kong Cafe, Selasa, 30 Juli 2019.
Artinya, kata dia, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan sedikit lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 5,17 persen. Menurut Faisal, dampak dari pelemahan permintaan global dan perang dagang cukup besar menekan ekonomi Indonesia tahun ini.
Dia melihat pertumbuhan ekonomi dunia melambat khususnya di negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Cina.
Pada November 2018, Core Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan berada di kisaran 5,1-5,2 persen.
Adapun, kata dia, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi setelah 2019 terbuka lebar, terlebih dengan selesainya Pemilu yang memberikan kepastian kepemimpinan nasional untuk lima tahun ke depan.
Meski demikian, menurut Faisal, sejauh mana perbaikan ekonomi tersebut masih akan sangat ditentukan beberapa faktor, selain bergantung pada siapa yang akan terpilih dalam jajaran kabinet.
"Khususnya tim ekonomi pada Oktober nanti, juga akan bergantung pada keseriusan presiden dan tim ekonominya menjalankan agenda ekonominya, serta sejauh mana konsistensi dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, investasi pun turut mengalami perlambatan, tidak hanya karena perlambatan global, tetapi juga karena perhelatan pemilu yang secara historis hampir selalu menahan laju investasi.
"Pelaku usaha dan investor umumnya menahan keputusan-keputusan strategis dalam bisnis termasuk untuk berinvestasi, sampai dengan terpilihnya pemimpin atau bahkan kabinet yang baru," ujar dia.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mencatat realisasi investasi periode triwulan II tahun 2019 meningkat 13,7 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Investasi triwulan II tahun ini mencapai Rp 200,5 triliun.
HENDARTYO HANGGI