TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan realisasi investasi triwulan II 2019 yang tumbuh 13,7 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu adalah hasil yang positif.
"Tumbuh 13,7 persen itu bagus, tinggi," ujar dia di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019. Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mencatat Investasi triwulan II tahun ini mencapai Rp 200,5 triliun.
Realisasi itu juga, kata Darmin, membuktikan bahwa secara bertahap kebijakan yang diambil pemerintah bisa memacu perekonomian di Tanah Air. "Artinya gini, kemarin saya baca di salah satu koran bahwa 16 paket gagal menghilangkan deindustrialisasi, ya pelan-pelan. Pasti ada tahap-tahap."
Ke depannya, pemerintah masih akan terus menarik investasi dan membangun infrastruktur untuk memacu perekonomian di dalam negeri. Di samping, pemerintah juga terus membangun industri, ekspor, serta menggenjot peningkatan pendidikan vokasi.
"Artinya, kita investasi ke depan perlu lebih cepat agar ekspornya naik dan investasinya meningkat," kata Darmin. Dengan begitu, ia optimistis neraca perdagangan bisa segera diperbaiki sehingga tak lagi negatif.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan BKPM, Farah Ratnadewi Indriani, mengatakan realisasi investasi periode ini berasal dari penanaman modal dalam negeri atau PMDN sebesar Rp 95,6 triliun. Sedangkan penanaman modal asing atau PMA mencapai Rp 104,9 triliun.
"Realisasi PMDN naik 18,6 persen dan PMA naik 9,6 persen," katanya dalam konferensi pers di kantor BKPM. Dalam kesempatan yang sama, BKPM juga merilis data realisasi investasi untuk semester I 2019. Mulai Januari hingga Juni 2019, realisasi investasi mencapai Rp 395,6 triliun. Realisasi investasi semester I tahun 2019 disebut berhasil menyerap tenaga kerja mencapai 490.715.
Adapun pada semester I, realisasi investasi didominasi sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 18 persen. Kemudian, listrik, gas, dan air sebesar 14,4 persen: lantas konstruksi 8,2 persen; industri makanan 8,1 persen; dan perumahan, kawasan industri, serta perkantoran 7,8 persen.
CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY