TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata angkat bicara soal viralnya kabar data riwayat penggunaan ojek online bisa diakses oleh perusahaan financial technology atau fintech.
Ridzki memastikan pihaknya menjamin keamanan data dari pengguna aplikasinya dan dia berkomitmen akan terus menjaga perlindungan hak konsumen. "Kita dari awal sangat commit terhadap perlindungan konsumen. Kita memproteksi data konsumen dan kita commit salam setiap kerja sama kita," katanya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, 25 Juli 2019.
Lebih jauh Ridzki menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah membagikan data pribadi dari pengguna. Yang dibagikan, kata dia, adalah strategi pemasaran kepada rekan kerja samanya untuk mendapat target pasar yang sesuai.
"Tidak share unique individual data di sini. Yang kita share hanya strategi marketing-nya saja bagaimana untuk mendapat terget market, tapi data consumer kita jaga dengan baik," ujar Ridzki.
Ridzki lantas menceritakan pada masa sebelumnya, Grab pernah memunculkan nomer telepon dari penggunanya. Namun belakangan aturan diubah untuk melindungi konsumen dari penyalahgunaan data pada pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Nomor telpon sudah sangat kita jaga. Kalau dulu pengemudi bisa mengetahui normal telpon penumpangnya apa, sekarang saat ini sudah kita jaga dengan grab chat," kata Ridzki.
Fokus Grab Indonesia, kata Ridzki, adalah selain memberikan kemudahan dan kenyamanan pengguna. Perusahaan juga tetap berkomitmen terus melindungi privasi pelanggannya.
Pernyataan Ridzki tersebut menanggapi kabar viral soal kebocoran data pengguna ojek online. Akun Facebook bernama Niko Tidar Lantang Perkasa sebelumnya menduga bahwa data pengguna layanan Grab bisa diakses secara detail lewat sebuah pinjaman online atau fintech (financial technology).
Semua riwayat bisa diketahui selain Grab juga aplikasi Go-jek serupa bisa di lihat semua data pengguna tersebut. Hal tersebut berdasar uji yang dilakukan Niko sebelumnya.
"Hari ini saya iseng untuk mengetest aplikasi pinjaman online yang ada di play store. Hasilnya cukup mengejutkan, dimana database mereka dapat di akses secara public tanpa authentication," katanya seperti dikutip dari status Facebook yang diunggah pada Ahad pekan lalu, 21 Juli 2019.
Dari hasil uji yang dilakukannya, Niko melihat ribuan data pengguna dari aplikasi tersebut dari mulai nomor handphone, nama lengkap, alamat lengkap, nomor kerabat, nomor kk dan nomor ktp hingga foto ktp dan foto selfienya. "Tidak hanya itu, ternyata aplikasi ini juga merecord history perjalanan Grab dan Go-Jek anda, saya dapat melihat dengan detail lokasi penjemputan dan tujuan pergi, nomor handphone customer dan driver, email, balance gopay dan plat nomor si driver," ucapnya.
Tidak sampai di sini, kata Niko, aplikasi ini juga merecord history pembelian anda di Tokopedia. "Saya dapat melihat barang apa yang di beli, harga barang, nama pembeli, nomor handphone, email serta alamat dimana barang tersebut di kirimkan. This is insane," ucapnya.
Hingga berita ini ditulis status Facebook Niko tersebut berkembang viral. Sebanyak 581 orang mengomentari status tersebut, dan sebanyak 1.300 orang membagikan status itu.
EKO WAHYUDI | RR ARIYANI