TEMPO.CO, Mataram - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan hari ini dijadwalkan meresmikan beberapa proyek infrastruktur listrik untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur hari ini.
"Di antaranya PLTMG (pembangkit listrik tenaga mesin gas) Sumbawa, PLTMG Bima, dan PLTMG Maumere," kata Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Wanhar, Kamis, 25 Juli 2019.
Selain ketiga PLTMG tersebut ada pula Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Sita Borong NTT dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Maumere-Ropa-Ende serta 11 proyek saluran udara tegangan tinggi dan GI 70 GV di NTB. Jonan juga dijadwalkan meninjau program Bantuan Pasang Baru Listrik sebagai bagian CSR untuk masyarakat sekitar PLTMG Sumbawa di Kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sunbawa, NTB.
Jonan dijadwalkan meresmikan sejumlah proyek infrastruktur itu dengan simbolis dengan meresmikan PLTMG Sumbawa. Pembangunan PLTMG Sumbawa sendiri telah dimulai sejak 2017, PLTMG Sumbawa ini berkapasitas 50 megawatt (MW) dan masuk dalam program pembangunan pembangkit 35 ribu MW Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah berharap PLTMG Sumbawa bisa menarik investor datang ke NTB."Dengan infrastruktur dan adanya listrik tentu akan menarik investor untuk datang ke sini. Pada akhirnya akan mendorong terjadinya industrialisasi," kata dia.
Menurut Zulkieflimansyah, PLTMG bisa meningkatkan pertumbuhan rasio elektrifikasi di NTB. serta pertumbuhan ekonomi NTB. Berdasarkan data Kementerian ESDM rasio elektrifikasi di NTB hingga Juni 2019 tercatat 97,6 persen. Jumlah rumah tangga di NTB tercatat 1.428.628 dengan rumah tangga berlistrik 1.399.534.
Dengan keberadaan PLMTG Sumbawa, dua sistem kelistrikan, yaitu Sistem Bima dan Sistem Sumbawa bakal terkoneksi. Sistem Bima memiliki kapasitas pembangkit mencapai 53,3 MW dengan beban puncak sebesar 47,03 MW. Adapun Sistem Sumbawa memiliki daya mampu 80,15 MW dengan beban puncak 44,3 MW.
Beroperasinya PLTMG Sumbawa 50 ME, PLTMG Bima 50 MW, SUTT dan GI 70 kV bisa meningkatkan kapasitas penyediaan listrik untuk Pulau Sumbawa, mengurangi pemakaian BBM untuk pembangkit, dan menyambung kurang lebih setara 200 ribu kepala keluarga pelanggan 900 VA. Selain itu mengurangi biaya pokok pembangkitan dengan potensi penghematan sekitar Rp 15,06 miliar per bulan dengan beroperasinya PLTMG Sumbawa dan PLTMG Bima.