TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah delegasi Hyundai Motors Group bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk membicarakan rencana investasinya di Indonesia.
Delegasi Hyundai yang hadir terdiri dari Executive Vice Chairman Chung Euisun, President Kong Young Woon, Executive Vice President Park Hong-Jae, dan Senior Vice President Lee Youngtack.
"Sebelum memproduksi mobil, kami akan benar-benar memastikan tren pasar otomotif di Indonesia. Rencananya, kami akan mengekspor (mobil) sekitar 40 persen dan setelah itu akan ditingkatkan 70 persen," kata Executive Vice Chairman Hyundai, Chung Euisun di Istana Merdeka, Kamis, 25 Juli 2019.
Chung Euisun pun mengharapkan kehadiran Hyundai di Indonesia akan membantu pengembangan kebijakan industri otomotif 4.0, khususnya mobil listrik.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan investasi Hyundai di Indonesia sedang dalam proses survei kawasan. Hingga saat ini, lokasi yang mereka inginkan ada di Provinsi Jawa Barat yakni Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Subang.
Tak hanya itu, Airlangga menambahkan delegasi Hyundai juga mengharapkan adanya insentif fiskal atas rencana investasinya di Indonesia. "Fiskalnya, tax holiday sedang bicara. Kemudian terkait skema impor dengan beberapa negara. Kan kita sudah punya perjanjian perdagangan dengan Korea, Asean-Korea, Asean-Cina. Kemudian dengan India sedang dalam penjajakan," ujarnya.
Airlangga menyebutkan respons Presiden atas rencana investasi pabrik mobil listrik Hyundai senilai Rp 40 triliun tersebut sangat positif karena industri otomotif merupakan andalan ekspor Indonesia ke depan. Ia menekankan, saat ini peraturan presiden mengenai mobil listrik diperkirakan sudah sampai di meja Presiden sehingga dalam waktu dekat regulasi tersebut bisa segera dirilis.
Hyundai akan mulai memproduksi kendaraan listrik pada 2021 dengan kapasitas produksi hingga 250.000 per tahun. Nantinya, model kendaraan yang akan diproduksi ialah sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), hatchback dan sedan.
BISNIS