Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerja Sama dengan Bukalapak Dimasalahkan, ACT: Kok Start Up Lain Tidak?

image-gnews
Relawan juru masak Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyiapkan makanan untuk Makan Gratis Bersama di posko pengungsian Kelurahan Duyu, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 25 Oktober 2018. ACT akan membangun 5.000 unit selter terpadu yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti masjid, toilet, dan taman bermain anak. ANTARA/BasriMarzuki
Relawan juru masak Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyiapkan makanan untuk Makan Gratis Bersama di posko pengungsian Kelurahan Duyu, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 25 Oktober 2018. ACT akan membangun 5.000 unit selter terpadu yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti masjid, toilet, dan taman bermain anak. ANTARA/BasriMarzuki
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga penyalur bantuan Aksi Cepat Tanggap atau ACT mempertanyakan adanya pihak yang memasalahkan kerja sama antara entitas tersebut dan startup Bukalapak baru-baru ini. Kerja sama keduanya menjadi viral setelah bantuan Bukalapak lewat ACT dikabarkan didistribusikan untuk kelompok radikal ISIS di Suriah.

"Saya bingung kenapa dengan Bukalapak yang dimasalahkan. Padahal kami kerja sama dengan start up lain. Kok dengan start up lain tidak?" ujar Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan saat dihubungi pada Selasa, 23 Juli 2019.

Lukman mengatakan, selama ini entitasnya juga bekerja sama dengan banyak situs belanja dan perusahaan digital rintisan. Bahkan, ia mengklaim hampir semua start up belanja meneken kesepakatan penyaluran bantuan dengan ACT.

Ihwal kerja sama dengan Bukalapak, Azis menjelaskan bahwa kesepakatan itu sudah terjalin sejak 2015. Adapun penyaluran bantuan Bukalapak ke ACT diperuntukkan bagi masyarakat di pedalaman yang tertinggal.

Kerja sama pun tidak dilakukan sembarangan karena melalui proses audit. Kemudian ACT memiliki aturan untuk tidak menyalurkan bantuan ke pihak berkonflik seperti ISIS. Sementara itu, ihwal bantuan Bukalapak ke ISIS, Azis memastikan pihaknya hanya memberikan sumbangan bagi korban dan pengungsi.

"Bantuan ke Suriah adalah untuk pengungsi yang jadi korban pertikaian. Kami juga tidak menyalurkan ke pemerintah Suriah karena mereka adalah pihak yang masuk ke pihak berkonflik," katanya.

Tudingan soal penyaluran bantuan ke kelompok radikan ini sebelumnya berkembang di media sosial. Kabar burung itu menyebut Bukalapak telah berafiliasi dengan kelompok radikal semacam ISIS dan HTI lantaran menyalurkan donasi melalui ACT.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Narasi yang berkembang menyebut bahwa Bukalapak melalui ACT diduga telah menyalurkan bantuan ke Kota Allepo, di tengah markas ISIS. ACT dituduh memberikan bantukan kepada sayap kanannya yang mendukung kelompok radikal.

Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono turut memastikan kabar penyaluran bantuan ke kelompok radikal tersebut hoaks. "Informasi itu tidak benar dan dapat menyesatkan masyarakat," ujar Intan melalui pernyataan tertulis dalam pesan pendek, Selasa, 23 Juli 2019.

Menurut Intan, saat ini Bukalapak hanya bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan yang tersertifikasi oleh pemerintah. Di antaranya Aksi Cepat Tanggap atau ACT, BAZNAS, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, dan Kitabisa. Penyaluran donasi dilakukan melalui aplikasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

1 hari lalu

Philanthropy Asia Summit 2024 di Singapura pada 15 April 2024
Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.


Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

1 hari lalu

Anwar Ibrahim. REUTERS
Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.


Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

17 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia


Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

18 hari lalu

Anggota ISIS memegang bendera di Raqqa , 29Juni 2014. REUTERS
Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.


75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

26 hari lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

26 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

27 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.


KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

28 hari lalu

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.


2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

29 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

29 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow