TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan penurunan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin ke level 5,75 persen harus diikuti dengan kemudahan dalam perizinan usaha dan pembiayaan. Dengan kedua komponen inilah, kebijakan suku bunga bisa efektif untuk mendorong tumbuhnya investasi.
"Kalau tingkat bunga turun, tentu investment harapannya akan naik, tentu yang juga harus dilakukan proses investasinya harus mudah," kata Chatib saat ditemui dalam diskusi Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.
Kamis lalu, Bank Indonesia mengumumkan penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.
Chatib sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam acara Visi Indonesia di Sentul International Convention, Bogor, bahwa perizinan investasi harus dipermudah. Saat itu, Jokowi meminta semua hal yang menghambat investasi harus dipangkas. Salah satunya perizinan yang lambat, dan berbelit-belit.
"Kalau bunganya turun, tapi dia untuk dapat izinnya susah ya ga bisa invest juga," kata Chatib.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap penurunan suku bunga acuan bisa memacu pertumbuhan investasi yang sempat melemah hingga akhir 2018. Sri mengatakan suku bunga acuan pada tahun lalu memang sempat memberi tekanan pada investasi.
“Kenaikan suku bunga memang kemudian, suka tidak suka, muncul dampaknya pada investasi. Kalau kita lihat, investasi agak melemah pada akhir tahun, yang waktu itu sudah mendekati 7 persen,” kata Sri saat ditemui usai menghadiri rapat bersama Badan Anggaran DPR RI di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 22 Juli 2019.
Hingga semester pertama 2019 ini, Kementerian Keuangan telah mendapati realisasi investasi tumbuh sekitar 5 persen dibandingkan semester pertama 2018. Karena itu, Sri Mulyani berharap angka ini terus tumbuh hingga di atas 6 persen. Optimisme ini muncul karena Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga telah memberi peluang penurunan kembali suku bunga acuan atau BI rate ke depannya.
FAJAR PEBRIANTO