TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta semua bank untuk terus mengevaluasi fungsi teknologi informasi yang dimiliki secara berkala. Hal ini untuk menegakkan tata kelola manajemen resiko operasional yang prudent dan berjalan dengan baik, menyusul kejadian Bank Mandiri error massal, akhir pekan lalu.
"Ini merupakan bentuk upaya peningkatan pelayanan perbankan ke depannya dan mencegah agar permasalahan ini tidak terulang lagi ke depannya," ungkap Anto Prabowo, Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK dalam keterangan yang diterima Tempo, Senin, 22 Juli 2019.
Dia menambahkan, perbankan harus memiliki dan menerapkan standar operasional yang baik. Jika gangguan sistem terjadi, maka harus memprioritaskan aspek perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah termasuk pemulihan layanannya. "Permasalahan yang telah terjadi ini penting untuk menjadi perhatian industri perbankan," ujar Anto.
Khusus Bank Mandiri diminta untuk segera melaporkan permasalahan yang terjadi kemarin. Perseroan juga diminta untuk melaporkan langkah-langkah yang akan dilakukan, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.
"OJK terus memonitor upaya mitigasi yang dilakukan oleh Bank Mandiri dalam mengatasi permasalahan teknologi informasi bank itu," tutur Anto.
Anto menuturkan, saat ini yang terpenting adalah pelayanan sudah kembali normal dan Bank Mandiri telah menjamin keamanan dana nasabah. Dengan demikian, dipastikan tak ada nasabah bank pelat merah itu yang terkurangi hak-nya.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas telah memastikan bahwa layanan perseroan sudah kembali beroperasi normal pasca-proses normalisasi saldo rekening nasabah. Layanan tersebut meliputi Mandiri online, internet banking, SMS banking, ATM, EDC dan Top up e-money. Walau demikian, Bank Mandiri masih membuka layanan pengaduan bagi nasabah yang masih mau bertanya.
Sebelumnya, Rohan menyampaikan penyebab Mandiri error pada Sabtu lalu adalah pada saat perpindahan proses dari core system ke back up system yang rutin dilaksanakan di akhir hari. Kejadian ini terdampak pada 10 persen nasabah mengalami error pada data saldonya.
EKO WAHYUDI