TEMPO.CO, Jakarta - Bernard Arnault, orang terkaya di Eropa, yang kini masuk daftar orang terkaya di dunia ternyata seorang dermawan. Arnault dan keluarganya termasuk di antara taipan yang mendonasikan dana lebih dari US$650 juta (sekitar Rp 100 triliun) untuk membangun kembali Katedral Notre Dame Paris, yang terbakar pada April 2019.
Pria kelahiran 5 Maret 1949 ini sebenarnya tidak punya latar belakang bisnis sejak belia. Setelah lulus dari Lycée Maxence Van Der Meersch di Roubaix, Bernard Arnault diterima di École Polytechnique di Palaiseau dan lulus dengan gelar teknik pada tahun 1971.
Baca Juga:
Ayahnya, Jean Leon Arnault, lulusan École Centrale Paris, adalah seorang produsen dan pemilik perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel. Setelah lulus, Bernard Arnault bergabung dengan perusahaan ayahnya.
Pada 1976, Bernard Arnault meyakinkan ayahnya untuk mengubah fokus perusahaan menjadi real estat. Nama perusahaannya pun berubah menjadi Férinel yang mengembangkan spesialisasi dalam akomodasi liburan.
Bernard Arnault mengakuisisi Financière Agache, sebuah perusahaan barang mewah. Ia pun mengambil alih perusahaan tekstil yang nyaris bangkrut bernama Boussac Saint-Frères. Itulah awal mula Arnault menguasai Christian Dior milik Boussac. Baru kemudian dia menciptakan grup LVMH, yang dihasilkan dari merger antara dua perusahaan.
Orang terkaya ini juga kolektor seni Prancis. Koleksi Arnault termasuk karya Picasso, Yves Klein, Henry Moore, dan Andy Warhol. "Kekayaan bersih Arnault meningkat hampir sebesar US$32 miliar tahun ini dan merupakan yang terbesar di antara 500 anggota Indeks Miliarder Bloomberg," seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis 18 Juli 2019.
Selain Bernard Arnault, orang terkaya asal Prancis lainnya mencatatkan penambahan kekayaan yang paling tinggi di antara negara-negara Eropa lainnya. Di antaranya adalah CEO Kering SA Francois Pinault dan pewaris perusahaan kosmetik dunia L'Oreal SA Francoise Bettencourt Meyers.
BISNIS