TEMPO.CO, Anambas - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, setelah Cina. Padahal, kata dia, dari sisi ekspor perikanan Indonesia merupakan terbesar di Eropa dan posisi keempat di Dunia.
"Itu bagus, tapi ada (urutan) lebih bagus lagi. Cuma ini bagusnya memalukan. Nomor dua di dunia untuk plastik. Kalau tidak hindari ini, kita tidak mencegah dari kita, kita tidak jagain, di laut Indonesia, baik Pasifik maupun Samudera Hindia pada 2030-2050, diperkirakan terus naik dan diperkirakan akan lebih banyak plastik daripada ikan," kata Susi kepada nelayan di Pulau Jemaja, Anambas, Kepulauan Riau, Kamis, 18 Juli 2019.
Hal itu Susi katakan usai melihat sampah plastik yang berserakan di seberang Pulau Jemaja. Dia mengatakan satu jam mengumpulkan sampah di pulau itu mendapatkan sampah hingga 300 kg. Kerja bakti itu, kata Susi dilakukan Bupati, TNI AL, dan petugas KKP.
Sampah yang Susi dapat, yaitu sedotan, botol plastik, tutup plastik, dan puntung rokok. "Saya pikir karang, ternyata puntung rokok. Saya juga merokok, tapi tidak pernah saya tinggalkan sampah di laut di mana pun saya pergi. Selalu saya kantongin, baju renang saya celananya ada saku kecil, pulang penuh puntung rokoknya," ujarnya.
Menurut dia, kantong keresek saja 400 tahun tidak hancur. Dia mengatakan laut tidak suka dengan sampah. Sampah yang dibuang akan kembali ke pesisir.
"Sudah gitu nyangkut dijaring bapak. Akhirnya nanti lebih banyak plastik daripada ikan. Itu benar, bukan omong kosong. Di pasifik sudah ditemukan beberapa pulau, pulau plastik terapung-apung di tebgau laut, besar sekali, lebih besar dari Pulau Jawa. Itu plastik dari seluruh dunia dan mungkin kita," kata Susi
Padahal, kata dia, gubernur dan bupati wilayah itu ingin Kepulauan Riau dan Anambas ingin meningkatkan potensi pariwisata dan perikanan. Untuk meningkatkan potensi itu, Susi menilai sangat diperlukan upaya yang serius untuk menjaga laut.
Dia juga mengatakan Indonesia saat ini sudah punya janji pada PBB untuk mengurangi plastik kita di laut hingga 75 persen pada 2025. Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kata Susi, juga sudah menandatangani Peraturan Presiden Nomot 83 Tahun 2018 soal pengurangan sampah plastik di laut.
"Sebentar lagi bupati camat semua punya tugas, kita semua bangsa indonesia punya tugas, karena sudah diteken tahun 2018. Jadi saya mohon bapak-bapak mulai mengurangi, minum tidak boleh pakai sedotan, botol beli yang besar," kata Susi Pudjiastuti.