TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan Indonesia telah memperoleh kepastian komitmen investasi senilai Rp 50 triliun untuk kendaraan listrik. Pabrikan otomotif yang berkomitmenuntuk bekerja sama hingga lima tahun ke depan itu adalah Toyota dan Hyundai.
"Tapi ini hanya awal, saya sudah mendapat informasi untuk komponen penunjang seperti baterai juga akan ada investasi baru," ujar Airlangga dalam acara Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2019 yang dilangsungkan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis, 18 Juli 2019.
Airlangga merinci, dari total komitmen investasi, Toyota berniat menggelontorkan US$ 2 miliar hingga 2025, khusus pembiayaan mobil listrik. Komitmen itu telah diteken dalam bentuk surat.
Dengan begitu, ia optimistis pada waktu 5 tahun mendatang pemerintah akan berhasil menarik investasi baru di sektor otomotif senilai Rp 100 triliun.
Saat ini, Indonesia tengah membuka peluang investasi pendukung mobil listrik, seperti perusahaan baterai dan stasiun-stasiun pengisi daya atau charging station. Menurut Airlangga, ada beberapa negara yang telah melirik untuk membuka pabrik baterai. "Pabrikan baterai ada beberapa negara yang sedang berbicara," ucapnya.
Dalam rangka pengembangan industri mobil listrik, pemerintah tengah menyiapkan aturan operasional. Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan aturan itu kelar tahun ini.
"Saat ini sedang disinkronkan dengan beberapa kementerian," ujar JK saat ditemui di tempat yang sama.
Menurut JK, regulasi tersebut tengah digodok oleh beberapa kementerian. Di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Keuangan. JK enggan memastikan tepatnya bulan apa regulasi itu terbit.
Seiring dengan cerahnya prospek investasi di sektor otomotif, Indonesia menargetkan bakal memproduksi 1 juta unit mobil sampai 2025. Sebanyak 20 persen di antaranya adalah produksi kendaraan roda empat emisi karbon rendah dan kendaraan listrik.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA