TEMPO.CO, Palembang —Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan berkomitmen mendukung program mega proyek listrik 35.000 MW. Sebagai daerah penghasil minyak dan gas terbesar di Indonesia, Muba siap memasok berapapun energi yang dibutuhkan.
Tidak hanya Migas yang bersumber dari fosil, Bupati Muba Dodi Reza Alex juga siap menyuplai energi non fosil yaitu biofuel. “Kami mengusahakan pemenuhan energi yang ramah lingkungan,” kata Dodi Reza di Palembang, Kamis, 18 Juli 2019.
Peraturan Menteri ESDM RI Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, disebutkan PT PLN (Persero) wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan. Hal itu, kata Dodi, merupakan peluang pasar yang menjanjikan bagi kemakmuran rakyatnya.
Untuk mewujudkannya, Muba sudah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan menjalin kerjasama dengan para pakar. “Biofuel sedang kita garap bersama Para pakar ITB bahkan sudah saya soundingkan ke pasar Eropa," terang Dodi Reza.
Tidak hanya itu, ia bersama BUMD PT. Petro Muba juga menemui manajemen PT Pertamina Gas (Pertagas). Hal itu terkait dengan membangun Kilang Liquified Petroleum Gas (LPG) Jambi Merang.
Selain itu pemenuhan gas Lokal pihaknya juga meningkatkan pemasangan Jargas. Hasilnya, lima kecamatan disetujui dapat pemasangan jargas yakni Kecamatan Bayung Lencir, Tungkal Jaya, Sungai Lilin, Babat Supat, dan Sekayu. ”Tercatat, ada sebanyak 70.367 rumah tangga di 5 kecamatan tersebut yang sangat mendambakan pemasangan jargas,” ungkap Dodi.
Kepala Bappeda Kabupaten Muba, Zulfakar menjelaskan untuk pemenuhan sumber energi terbarukan atau biofuel untuk proyek listrik 35.000 MW, pihaknya akan memanfaatkan biji sawit. Hal itu sangat memungkinkan mengingat daerah ini sebagai salah satu daerah penghasil sawit terbesar di Sumatera. Manurut dia, membangun energi Indonesia berupa biofuel berbahan biji sawit digarap Pemkab Muba dan pakar ITB.
PARLIZA HENDRAWAN